Sunday, August 10, 2008

117. Kasti

Kasti

Ini bukan nama cewek cantik. Tetapi 'Kasti' adalah nama cabang olah raga yang sangat populer sewaktu dia kecil.
Untuk melaksanakan olah raga ini dibutuhkan lapangan rumput yang rata seluas kurang lebih 30x100 m dan bola tennis atau bola rounders yang pejal dan keras plus pemukulnya. Pemainnya masing2 grup 11 anak, saling berlawanan semacam baseball. Ada pelempar bola, pemukul bola dan penjaga dibelakangnya. Bedanya pada kasti cara mem'bunuh' pemain dengan meng'gebug' tubuhnya dengan bola. Sesuai kesepakatan bisa sekeras2nya, bahkan kadang ada yang pingsan saking kerasnya.
Adalah seorang teman dia, anaknya selincah kijang, larinya kencang, kalau nggebug sakitnya bukan main karena bolanya dipelintir sehingga bekasnya memerah dikulit terasa panas dan sakit. Lagian karena lincahnya teman itu juga sangat pintar menghindar, dengan meliuk2kan tubuhnya atau merunduk kadang melompat, sangat licin untuk di gebug. Saking pintarnya 'endo' biasa dia menyediakan diri jadi mangsa gebugan supaya teman2nya bisa lari cepat masuk ke kandang. Namun dengan kelincahannya tadi diapun bisa lolos dari gebugan bola dan sorak soraipun membahana dari pinggir lapangan.
Menjelang perayaan hari kemerdekaan, setengah abad yang lalu, kasti menjadi cabang olahraga primadona untuk dipertandingkan antar sekolah rakyat sekecamatan. Dipinggir lapangan penuh dengan murid2 penggembira, juga penjaja es lilin, es blog atau pun glali dan arum manis.
Bagi mereka benar2 dirasa sebagai pesta pora yang luar biasa. Sampai2 baju seragampun dilepas dilambai2kan untuk memberi semangat jagonya.
Ada juga seorang pemain yang agak 'dègleng', dia tidak pernah mau lari, cuma glinuk2 jalan kaki sehingga ramai sekali kalau pas dia main. Dia tahan gebugan dan tidak pernah mengaduh sakit, seolah2 punya aji2 tahan sakit. Tapi gebugan dia sangat ampuh menyakitkan sehingga sang lawan pikir2 kalau mau nggebug dia, takut kalau nanti dibalas dengan gebugan yang keras dan membuat kelenger. Namun bagi lawan yang pembrani, biasa dalam arena pertandingan saling mengincar, balas membalas dengan gebugan yang keras. sampai2 suara terdengar mak 'hnggeg' dan meledaklah suara sorakan berkilometer.
Mungkin karena gebugan2 yang membahayakan itulah sehingga kasti saat ini tidak populer lagi, padahal sudah ada pantangannya, yakni, tidak boleh nggebug kepala dan daerah jaswadi. Namun begitulah kalau sudah emosi apapun bisa terjadi, bahkan sampai berkelahi.

10 comments:

Mbah Suro said...

"Gebuk" dalam permainan kasti disebut juga kentung (dikentung), saya tau Mas Indro tidak mau pakai istilah kentung sebabnya kalo dikentung "ora marem" lan "ora njarem"
Koncoku cewek yang namanya Kasti masih tetep cantik walau sudah SETULEGI... He... 3x

Pursito said...

Cah Tinumpuk dulu yang terkenal Namanya Kengsi, jaman itu hebat banget, kalau endo yang paling hebat namanya " Endo Miyono " katanya model cah Piyono yang hebat banget.

Indro Saswanto said...

*mBah suro 'kalau arek plaosan nyebutnya di 'kentèl'
*mas Sito 'atlet lain yang huebat bisa disebutkan Kasno, Wartino, Jumono

paromo suko said...

di daerah situbondo tahun 70-an yang main malah wong tuwek2, lapangannya keliling ditutup pake gedheg, karena nontonnya mbayar. pake totohan lagi!
tapi sekarang sepoertinya sudah jarang terlihat, mungkin karena pada sibuk ngurusi politik, hehehe

Indro Saswanto said...

Selamat datang mas. 
Kemana saja kok ngilang terus? Sajake main politik ya, nyaleg to?
Ayo sik wani main kasti kan, tak serahi dadi blander.

Mbah Suro said...

Wartino? dia tugas di Dinas Tenaga Kerja DKI Jakarta, Nih barangkali perlu No. HP nya :08128592919
Kalo Jumono sudah beranak cucu di Pringsewu Lampung.

Raf said...

kalau main kasti saja sudah mengeluarkan aji2 nya , bagaimana kalau main "caleg" dan maju bharatayuda bisa habis aji2nya ...

wassalam

Indro Saswanto said...

* Dik Raf ' jangan takut kehabisan aji2.... Mbah suro masih banyak stock, mau aji2 nilep, pelet, panglimunan... semuanya ready.
Nggih to mbah?

Pursito said...

Kalau ngentungnya keras, itu sakit sekali, karena dulu bolanya namanya bole tennis, padahal setelah tahu sekarang, bal tennis itu dulu kita bal babut, kalau ditamplek adol banget. Maka dinamakan kasti karena kentungannya "MBEKAS SAMPAI ATI".

Indro Saswanto said...

Mathuk juga mas.
Tapi kalo dari boso meduro, 'to cast' maksudnya melemparkan, menolak,membuang,(bolanya?).
Tapi yang jelas kasti tetap 'membekas di hati' sampe mati.
Setuju deh mas.