Tuesday, April 27, 2010

173. Surat.

173. Surat..

Buat eyang kakung..

Yang..., tidak terasa usia kita sudah melewati waktu asar bahkan sudah menjelang maghrib. Rasanya baru kemarin kita bersama2 mencuri buah terong muda dikebun sekolah rakyat, yang kita sendiri menanamnya, atau kita masih ingat ketika sering mancing bersama2 di kali cluwek dan sungai kedung putri. Baru kemarin sore yang.. bagai mimpi indah yang telah kita lewati.

Yangkung.. sepanjang2 usia manusia, kita tidak akan bisa melawan usia 'bulus' yang konon bisa mencapai 200 tahun, 130th paling top yang bisa manusia capai. Memang rival yang bisa kita hadapi paling2 cuman kecoa dengan usia max 1th, ataupun tikus 5th, kakaktua, gajah 70th, kokokbelook 68th, kuda 62th, bangau 35th, kucing 30th, sapi 20 th, ayam 14th, nyamuk 5 bulan, atau bahkan cuma lalat yang 70 hari.

Yang..... harapan hidup orang jepangpun cuman 76th buat yangkung dan 82th buat yangti.

Eyang yang baik...
Ternyata sel2 tubuh kita sudah diset seperti timer pembatas waktu, begitu diputar dia akan berjalan dan berjalan menuju ke kematian. Bagaimanapun timer kita hanya bisa sampai segitu tidak akan lebih...
Bahkan yang... karena kita ini kurang gerak dan banyak makan.. timer tadi bisa lebih cepat finish.
Konon hewan2 yang hidup di alam bebas usianya rata2 lebih panjang daripada yang dikurung didalam sangkar emas penuh makanan. Begitu juga pejuang2 veteran gerilyawan yang lari kesana kemari dan terpaksa harus puasa usia mereka lebih panjang dan mereka menghadapi usia tua lebih happy serta bebas dari macam2 penyakit.

EYang yang baik... diusia senja ini berbagai macam penyakit sudah menghadang kita.. apalagi kalau kitak kurang gerak dan banyak makan seperti tadi. Penyakit2 macam hypertensi, diabet, sklerosis pembuluh darah, koroner, stroke, serta tulang keropos, belum lagi prostat, ginjal serta lever semuanya mengalami kemunduran dan kelelahan. Mata, telinga, gigi akan menyerah satu demi satu. Dan lebih tragis lagi senjata utama kita akan tunduk lesu menyerah bertekuk lutut.

Yang... Itulah... gambaran masa depan yang akan kita lalui. Dian akan semakin padam sinar semakin redup dan ahirnya lenyap tenggelam tak bersinar lagi.

Sekian......
Semoga eyang tetap tahes, dan rajin mencari bekal untuk menjalani kehidupan dialam yang abadi.. yang berbeda dengan alam dunia yang fana ini.

amiennn. wassalam

Saturday, April 17, 2010

172. Banggaku.

172. Banggaku

Sobat, bayangkan aku sedang berada di negeri jiran, entah itu di ngalengko jodipati brunei meleisa ataupun yang lain. Kemudian sobat melihat aku sedang menonton tv bersama2 penduduk setempat. Maka bagaimana perasaanku, sobat, saat itu?.
Sobat bisa melihat darisana, setiap saat, setiap jam sepanjang hari sepanjang minggu, bahkan sepanjang tahun, nampak dilayarkaca / lcd orang2 bertengkar, baku hamtam, baku tusuk dan pukul pakai bambu (runcing), saling lempar batu, dipenuhi umpatan2 kotor, terjadi dimana2, saling dorong saling tendang antar penduduk, dengan petugas negara,..... pada saat itu disuguhkan pula perdebatan2 politik yg sangat sarat kepentingan2 kelompok dan golongan, hukum mengalahkan moral dan etika. juga tersaji peristiwa2 perampokan, perkosaan, penyuapan, perusakan2 kampus, bentrok antar suku, pembakaran kendaraan, dan lain2 tindakan2 brutal, amoral bahkan asusila, pemukulan2 didalam kampus. pendeknya penuh dengan tayangan tindakan primitif barbar dan norak dari sodara2 kita. Lalu
bagaimana dengan predikat kita yang merasa sok suci, sebagai bangsa beradab, penuh adat ketimuran, lemah lembut, sopian santun, tenteram, damai, daan... selalu "diiipuuja2 bangsaaa". Masih adakah predikat yang mulia seperti itu?
Kita bisa saja bilang ah itu kan hanya perilaku sebagian kecil manusia, masih banyak penduduk negeri ini yang baik2 yang jauh dari perilaku seperti tergambar diatas. Namun mari kita bertanya pada diri sendiri sebagai orang yang mengaku sebagai orang masih baik, sebaik apakah diri kita, kalau merasa bersih sebersih apa diri kita. yang jelas.. pasti tidak sebaik dan sebersih apa yang pernah kita rasakan sewaktu kita masih kecil, sewaktu kita masih duduk dibangku sd smp maupun sma atau sewaktu masih kuliah sekalipun, dimana kehidupan masih terbayang indah tanpa kecurangan2 tanpa keserakah2an, tanpa kekotoran2, tanpa kebrutalan2. Dunia nampak bening jernih indah penuh rona2 seperti dalam dunia impian. Namun kini kenyataannya dunia kita adalah jauh dari impian. Bangsa ini telah berlumur lumpur materialistik yang sangat dalam, menenggelamkan impian2 indah serta idealisme2 sebagai bangsa yang luhur.
Lalu masih bisakah kita berbangga untuk membanggakan diri kepada tetangga2 kita?
Sebagai bangsa yang kaya (tetapi) kaya dari hasil utang sana utang sini, gali lobang tutup lobang, jual ini gadai itu. Dan kesemuanya itu materialistik yang hanya fatamorgana belaka.
Masih bisa banggakah diriku?
Ataukah malu besar yang muncul diharibaanku?
Hanya nurani lah yang bisa menjawabnya...sobaat...