Monday, August 4, 2008

115. Hijrah

Hijrah

Kata hijrah sangat populer dikalangan pemeluk Islam.
Hijrah berarti berpindah entah itu berpindah tempat seperti yang dicontohkan Nabi saw dari Mekkah ke Madinah ataupun pindah dari hal yang buruk masuk ke hal yang baik.
Disamping itu kitapun kadang mengenal hijrah dari pekerjaan yang satu ke pekerjaan yang lain.
Dalam agama islam pekerjaan hijrah ini cukup disukai. Walau demikian bukan berarti kita disuruh hijrah setiap saat setiap waktu, tetapi hijrahlah di saat dan tempat yang tepat.
Nabi sendiri untuk melaksanakan hijrah menunggu setelah situasi benar2 memaksanya harus berpindah artinya bukan pindah tanpa alasan. Dan beliau pun pernah gagal berhijrah (ke thaif) sehingga kembali lagi ke Mekkah. Pada hijrah yang kedua kalinya beliau berhasil dan sukses di Madinah.

Di dalam agama Islam dikatakan, tidak akan berubah nasib sesuatu kaum kecuali oleh kaum itu sendiri, jadi tidak akan berubah nasib seseorang kecuali oleh orang yang bersangkutan.
Sipenulis sendiri telah merasakan nikmatnya berhijrah dimana disamping rejeki yang memang juga ikut berubah tetapi pengalaman hidup yang berganti dan dinamik sangat menyegarkan.
Kala itu masih muda jiwa masih membara pindah2 merupakan hal yang mengasyikkan sampai2 ada yang mengatakan hidup kok seperti tikus boyong sana boyong sini. Tetapi ketika itu sipenulis yakin bahwa dengan cara berhijrah itu dia akan mendapatkan apa yang diidamkannya.
Hanya setelah umur semakin tua dan kehidupan makin komplex penulis tidak berani hijrah lagi karena kehidupan baginya sekarang menghendaki kemapanan dan ketenangan.
Bagi kawula muda berhijrahlah kalau ada kesempatan namun harus pada saat, tempat dan perhitungan yang tepat, insyaallah apa yang anda idamkan akan terkabul.
Selamat berhijrah.
Hijrah perlu keberanian.............

8 comments:

Pursito said...

Ngomong Hijrah, tahun 2000 sudah pernah saya lakukan. Ketika itu saya sudah memutuskan pulang kampung di Wingko. Sebelum keputusan itu saya, ambil berbagai pertimbangan sudah saya pikirkan. Maka pada bulan Juli 2000 saya pulang kampung seluruh keluarga, beserta semua barang2, keputusan sudah bulat, pulang kampung bertani. 2 minggu diWingko, saya dipanggil kerja lagi di Jakarta, saya balik Jakarta sendiri, karena anak sudah pindah sekolah. Saya jalan ini sendiri, setelah kenaikan kelas anak2 saya bawa lagi ke Jakarta. sampai sekarang. August 2008.

Mbah Suro said...

Mas Indro sudah nggak kepingin hijrah ke Wingko? Rumah di Wingko siapa yang nempatin? Apa sudah terlalu betah di Jombang? Wuaah.. pertanyaannya ndredel...

Indro Saswanto said...

*Mas Sito '' Keputusan yg berani ... sulit mengambil decision seperti itu ''
*Mbah Suro '' Penginne gitu .. bikin rumah sakit atau ponpes disana ... atau boleh juga bikin padepokan dg konsultannya mbah Soero.

Raf said...

Pak Saya sudah pengin hijrah juga , beebrapa persiapan sudah disusun walau masih kecil % nya , susahnya cari waktu , tempat dan kesempatan yang pas itu belum cukup nyali ..

gimana caranya biar punya keberanian...?

wassalam ,
Raf

Indro Saswanto said...

BISMILLAH .......
bisa mengatasi segalanya
Semoga adik sukses.
Wass.

Indro Saswanto said...

^☺>.oooo.........

Ninis said...

Saya sudah 2x pindah tempat hidup. Bagi saya, dimanapun kita hidup asal optimis pasti kerasan.
Dan yang paling penting kita merasa nyaman dengan lingkungan. Kalo nggak, wahhh asli ngenes!

Indro Saswanto said...

*mbak ninis 'hijrah memang NGENES.... eh kebalik dong... SENENG.
anda sukses, saya sukses,kita semua sukses.... gara2 hijrah.