Wednesday, August 20, 2008

122. Pornografi

Pornografi

Beberapa waktu yang lalu saya membaca
tulisan saudara
Soe Tjen Marching
pengajar univ of london
penasehat tk sd smp Mandala Sby
dengan judul
''hasrat sex tak perlu pornografi''
jawa pos / opini / selasa 24/6/08.

Masalah pornografi memang menjadi bahan polemik yang tak ada habis2nya, ada yang pro dan banyak yang kontra.
Yang pro dengan segala macam argumen berusaha habis2an menentang kelompok yang anti pornografi.
Masalah pornografi sebenarnya sudah 'jelas' tetapi oleh segolongan yang pro diusahakan untuk di 'kabur' kan.
Seperti contoh judul diatas, 'Hasrat sex tidak perlu pornografi'. Disini disembunyikan kata 'selalu' untuk usaha pengaburan. Mestinya judul tadi berbunyi 'Hasrat sex tidak selalu perlu pornografi'.

Pernyataan judul diatas bisa saja benar, tapi bukan berarti 'pornografi (sama sekali) tidak menimbulkan hasrat sex', pornografi tetap dapat menimbulkan nafsu sex dengan segala dampaknya. Sehingga judul tadi membawa kita seolah2 pornografi bukan merupakan 'biang kerok' yang perlu dipermasalahkan dan diberantas.

Saya setuju sekali bahwa pornografi tidak menimbulkan nafsu birahi, tapi tentu saja bagi kakek2 nenek2 yang sudah loyo, yang tinggal punya kemauan tapi sudah tidak punya daya, atau bagi anak2 balita yang memang belum dikaruniai hasrat sexual.
Dan saya percaya bagi para remaja ataupun anak prepubertas dan para remaja tua, pornografi akan menimbulkan efek yang sangat kuat terhadap perilaku sex.

Saya berharap pada para penggagas, pemikir, penyampai ide untuk jangan menyembunyikan kebenaran demi mencapai tujuan idenya apalagi dengan memanfaatkan kebodohan yang mungkin masih ada dimasyarakat.

Semoga.

10 comments:

paromo suko said...

aku kok ra mudheng to?

Indro Saswanto said...

wis kléwat...................☺

Mbah Suro said...

Jangan sampai pendidikan sex di sd, smp, sma membangkitkan gairah sex terhadap murid, muridnya lari ke warnet buka situs porno, kalo gak tahan uji penjaga warnetnya ikut senut-senut mbayangin. Berabe dah..... Dasar pornografi....

paromo suko said...

ya itulah,
lantas bgmn mbah suro menjaga agar anak2 tdk bertualang ke situs2 xxx melalui warnet?
itu yg saya pengen dpt resepnya

Indro Saswanto said...

eMbah dulu gak usah dididik wis ngerti dewe mas!!!
Tul mbah???

Pursito said...

Anak sekarang hiburannya lebih canggih, tidak seperti jaman kita dulu, kalau dulu, porno bentuknya kata2 atau tulisan, lha jaman sekarang porno bentuknya gambar hidup, apa nggak bikin nyut2an

Mbah Suro said...

*Mas Paromo: Setiap Client bisa dimonitor di server, warning pakai SMS, kalo gak mau berhenti di blokir. Bu guru ikut ngawasi kok, waduuh...
*Mas Indro : nginjen manten anyar he..he..he..

Indro Saswanto said...

Mas sito ' jare mbah suro jadul nginjen manten anyar, walah harak tambah mot2.

paromo suko said...

kerjaanku ya nginjen kok mas, nginjen blog

Indro Saswanto said...

ngko timbilen
ga' tanggung
sik timbilen wetenge
mbuh lho