Saturday, June 21, 2008

102. Oglangan

Oglangan

Hari ini mulai jam 8 sampai jam 5 sore listrik ditempat tinggalnya mengalami pemadaman. Istilah populernya mengalami 'giliran' atau 'oglangan'.
Suasana permukiman jadi sepi, nyenyet, tidak terdengar suara cuap2 penyiar radio maupun musik2 dari perangkat audio. Televisi dirumahnya istirohat. Suasana betul2 sunyi damai menyejukkan hati mengingatkan pada suasana masa2 kecilnya.
Hari itu atau tepatnya siang itu, dirumahnya terbebas dari pandangan2 ma'siat tidak ada gambar2 kekerasan musik jingkrak2 berita2 gosip obrolan2 nggedabrus yang biasa terpapar setiap saat dilayar tv plasma kesayangannya.
Hidup terasa nikmat syahdu dan tenteram. Memang, sudah hampir 3 tahun dia bercerai dengan koran tetapi dengan si kotak ajaib dia masih setia memelototiinya. Namun hari ini dia benar2 merasakan tenteramnya, nikmatnya, hidup tanpa listrik.
Dia sempat melamun kenapa duulu ketika belum ada listrik kehidupan begitu néicrel, tenang, damai, tetapi setelah ada listrik dimana2 kehidupan menjadi mblekacèng tidak keruan.
Kenapa sinar yang begitu kemilau justru menimbulkan kegelapan didalam hati tidak kuasa membuat kecerahan akal dan budi........ sebaliknya kegelapan dunia justru membuahkan kecerahan dan kepekaan nurani. Saat gelap ketika itu orang bisa menutup aurat dan kini ditempat terang benderang jaman sekarang, malah banyak orang telanjang.........
Hari itu hanya tersisa gemuruhnya knalpot yang kadang terasa menyesakkan telinga, sehingga olehnya terpikir andai saja seminggu sebulan setahun atau selamanya tidak ada bensin mungkin kehidupan bisa lebih tenteram tidak hiruk pikuk, tidak hambar dan lebih mengesan di hati.
Suasana kota yang lengang sepi banyak kereta angin berseliweran pejalan2 kaki menikmati segarnya udara kota anak2 kecil berlarian mendahului orang tuanya tanpa takut kesambar kendaraan........
Suasana kehidupan yang mungkin saat ini hanya ada diplanet lain.
Kehidupan tanpa listrik dan BBM.
Alangkah indahnya.

Yo' sekali2 kita masuk hutan.
Eyang bethoro mau topo.
golek wangsit.
neng alas setro gondomayit.
Nyuwun pamit.

Tuesday, June 17, 2008

101. Ndopok

Ndopok

Sudah lama sekali aku tidak dengar kata ini. Mungkin didaerah asalnya, kata ini juga sudah hilang terbukti kalau aku berkunjung kesanapun tidak pernah terdengar kata itu.
Padahal kata ini mempunyai arti spesifik yang sangat khusus.

Berdasar pengalaman,... dimana saya pernah mencoba melontarkan kata2 'mbebeki dan mbanyaki', ternyata kata2 itupun sekarang sudah sangat jarang terdengar. Dari beberapa komentar yang masuk, persepsi merekapun sangat jauh meleset dari maksud sebenarnya.

Ada yang menghubungkan kata 'mbebeki' dengan sifat bebek yang suka poligami, ada pula seperti banyak yang suka berteriak2 padahal maksud sebenarnya adalah 'bingung yang tidak ketulungan' atau singkatnya 'mbingungi' sehingga mengakibatkan orang sekitar terhenti kegiatannya karena terganggu dengan kebingungan orang yang mbebeki tadi.

Dari pengalaman itu aku percaya kata ndopokpun sekarang mengalami nasib yang sama karena sudah tergeser atau terinteraksi oleh bahasa2 lain.
Nah untuk para cucu2 silahkan memberi arti
kata 'ndopok' menurut persepsi anda, sedang untuk para eyang boleh juga memberi penjelasan biar kata2 yang sudah menjadi barang antik ini jangan hilang.
..............???
Ash ndopok kowe..
...........!!!

Friday, June 13, 2008

100. Sunatan

Sunatan

Bagi pria pemeluk islam ritual sunat pasti pernah dialaminya. Untuk sementara anak, peristiwa itu sangat di elu2kan karena sudah terbayangkan bakal dapat uang sawer yang akan memenuhi kantong bajunya.

Sewaktu kecil aku pernah menonton acara ini. Kebetulan sepupu saya yang mau di khitan. Dia habis chatam baca al Quran. Acaranya meriah sekali. Dengan dirias baju gamis putih pakai kifayeh, naik kuda yang dihias, dia di arak keliling permukiman sejauh kira2 dua kilometer. Diiringi lampu oncor dan petromax dengan tetabuhan musik jidor plus terompet. Penonton berdesakan sepanjang jalan sambil berebut uang logam yang disebar.

Selesai kirab sepupuku dimasukkan mihrab yang bermimbar lalu disuruh mendemonstrasikan kebolehannya mengaji, dan setelah itu baru dilakukan khitan.
Biasa.. saat itu anak2 kecil pada mengintip sambil cekikikan termasuk saya tentu saja.
Dengan dipandu sang dukun supit sepupuku disuruh membaca sahadat kemudian dipotonglah kulit ujung kemaluannya. Rupanya sang 'calak' ada sedikit humor ketika memotong dia mengucap 'assalamualaikum' keras2. Entah siapa yang di beri salam, tapi para pengunjung spontan menjawabnya 'wa alaikum salaaaamm'
Aya aya wae... bikin orang tersenyum kecut.

Saat aku kecil belum ada acara sunatan massal. Paling2 hanya ada satu dua anak lain yang ikut menemani sunat supaya lebih berani.

Bagi orang jawa acara ini kadang dirayakan dengan nanggap wayang ataupun orkes.
Ada juga yang nanggap ndholalak ataupun jaran kepang.
Berbeda dengan jaman sekarang, jadul anak2 yang khitan sudah besar2 bahkan tidak jarang sudah berewokan. Tentu saja dibutuhkan pisau yang tajam kerana dagingnya sudah mulai alot.........☺ih kethot2 kalau perlu pakai telenan.
Ahh.. mosok....sih.

Tuesday, June 10, 2008

99. Buwuh

Buwuh.

Buwuhan (jw) indonesianya kado / uang sumbang hajatan. Ada juga yg menamakan uang sawer.
Baru2 ini ada pejabat tinggi yang menyelenggarakan hajatan, uang sawerannya dikontrol KPK tidak boleh melebihi 1 juta per amplop.
Mungkin ada baiknya pembatasan seperti itu. Untuk selevel presiden misalnya dan pejabat tinggi lainnya maximal 1 juta, sedang level2 bawahnya bisa diatur, seperti gubernur 500 ribu, bupati 100 ribu, camat 50 ribu, lurah 10 ribu, carik 5 ribu dsb. Tentu hidangannya juga menyesuaikan, untuk level bupati mungkin cukup dengan prasmanan sedang level2 bawahnya bisa super mie semangkok atau segelas pop mie ............ dan secangkir es stroop.☺
Apa komentar anda?
Uuedan !!

Sunday, June 8, 2008

98. Argo Wilis

Argo Wilis

Argo.. gunung, Willis yo jenenge... Wilis.
Gunung wilis gede medongkrong medhedeg celake gunung Smeru.
Kolo smana wayah isih esuk umun2 hawane anyes embun kletas kletès. Eyang bethoro indro wis mbedhodot neng salah sijine pucuke Willis. Howo adem nusuk balung karo kemulan sarung nyamil pohung. Pikirane mblayang2 rada kmrungsung nandang wuyung wis suwe durung kesampean arep sowan ngarsane sang hyang Guru.
Adreng anggone mikirake pisowanan nganti ora kuwate mulo 'wuzz' mencolot mbleber nang pucuke wit dewondharu saperlu ancang2 mabur dateng padepokanipun hyang Guru saperlu nyuwun pangestu lan tambahing ngelmu.
Ati mantheng wis gumolong manunggal cepet2 mencolot tinggal landas jebul sarunge kecanthol pang garing.. grobyak cekangkangan kelaran nganti mlungker2 ngaduh biyung untung gak konangan konco2.
Nyengar nyengir pringisan eyang bethoro ngempet dengkule sik keplintir ketingkrang2 nggoniro tangi kebulet sarung.
Durung kaleksanan angggone arep mabur dumadakan pundake kroso ana sing njowal njawil.
'' Ciisss ...cis... karcis '' ndak pundi pak? ''
Whelleh2 jebul kondektur Argowilis duwal duwil arep ngontrol tiket nganti bethoro gragapan waton wae nggone njawab.
'' Bade buwuh sunatan.. teng nggene eyang Guru.. teng Metaram ''
'' Lho sinten sik bade sunat pak? ''
Lhah.. sopo yo sik arep disunat wong putrane Hayng Guru wis pada mutu kabeh?
Ach hemmm.......

Friday, June 6, 2008

97. Guru

Guruku

Mengingat dan mengenang para Guruku membuat aku semakin hormat dan kagum kepada mereka.
Dulu sewaktu aku sekolah disamping hormat dan kagum ada rasa takut, namun saat ini yang muncul adalah rasa kagum hormat dan sayang pada beliau.
Beliau2 itu antara lain adalah :

1.Ibu immamah.
Guruku sewaktu aku kelas satu SR. Seorang yang sabar dan cukup disiplin.
Beliau masih kapernah eyangku sendiri ibunya Sustyanto yang juga teman sekelasku.
Dengan kesabaran luar biasa beliau mengajari para muridnya belajar berhitung dengan menggunakan batang lidi yang dipotong dan dijajar, ditambah dan dikurangi.

Berkat bimbingan beliau pula aku bisa membaca dan menulis.
Kala itu sistem pembelajaran yang dipakai menggunakan sistem eja ''ini ibu budi'' dengan cara mengeja... i n-i = ni ... ini dst.

Pada tahun 80an ada sistem belajar baca tulis yang lebih cepat. Yakni anak tiap hari disuruh menulis '' a..da ka..ca ma..ta sa..ya ''
ra..ja ba..wa na..ga
pa..ha..la nya
ka..fa..nga

Sampai hafal benar dan lancar. Kemudian huruf vokal diganti dengan i,u,e,o.dst dst...
Lalu dilanjut ''ing ding king cing ming..'' dsb..persis seperti belajar baca ho..no..co.ro..ko

Ternyata dengan methode ini anak bisa lebih cepat baca tulis.
Bahkan tidak sampai tiga bulan sudah bisa membaca koran dengan lancar.

2. Bapak Sumardji
Beliau guru yang sangat disiplin dan keras. Waktu itu aku kelas enam SR. Setiap malam murid2 disuruh belajar kelompok. Dengan cara sembunyi2 beliau selalu berkeliling meronda murid2 nya apakah belajar betul atau hanya gojegan. Semua murid takut dan hormat kepadanya.
Beliau berhasil mendidik murid2nya menjadi anak yg berprestasi dalam ujian ahir walau mereka belajar hanya mengandalkan lampu senthir.

3. Ibu Salimah.
Beliau kepala sekolah SMP ku. Wah disiplin nya bukan main. Buat para pelajar beliau sangat berwibawa dan menakutkan.
Aku pernah dimarahi dipanggil ke kantor beliau gara2 aku menggoda temanku sampai menangis.

Sebagai guru beliau sangat jelas kalau menerangkan. Ilmu fisika yang merupakan pelajaran momok bagi sebagian murid menjadi mudah dan menyenangkan. Beliau juga mengajar pelajaran Civic / ilmu kebangsaan / tata negara.

4. Bapak Kodrat.
Pangilannya pak Ko guru aljabar. Sewaktu aku SMP termasuk guru favoritku. Aku senang karena beliau pintar dimataku.

5. Bapak Suwandi.
Guru kimia SMA ku. Orang nya handsome klimis dan necis. Kalau tersenyum di kulum dengan sedikit lesung pipit, suka melucu tapi tidak pernah ikut tertawa. cukup serius.

6. Pak Ong Ing Kiet
Guru kimia organik dan anorganik di SMA. Sangat tekun mendidik murid2nya. Tiap hari keliling kelas mengetes satu persatu murid sebelum melanjutkan pelajaran. Hasilnya para siswa belajar dg rajin dan hasil ujian ahir sangat baik.

7. Prof Suwasono.
Beliau dosen anatomi sekaligus dekan. Santai lucu dan sangat pintar. Kalau mengajar hanya membawa tulang tengkorak tanpa buku. Ilmunya sudah nglothok di luar kepala.

Diselingi gojegan2 yg menyegarkan. Kebanyakan mahasiswa mengidolakan beliau. Menurut beliau sewaktu SMA mengambil jurusan A (sastra) tapi memang dasar pintar beliau bisa melanjutkan kuliah di kedokteran bahkan akhirnya jadi profesor.

8. Prof Sardjono.
Dosen kimia organik dan anorganik. Sangat menguasai materi luar kepala tanpa membawa catatan. Beliau sangat istimewa, kalau menulis tangan kanan dan kiri nulis bareng,kemudian digandeng dengan tanda panah.

Para mahasiswa pasti kepontal2 mencatatnya, keteteran.
Untuk mensiasatinya aku berbagi dengan temenku. Aku mencatat tulisan tangan kanan temenku yg kiri.

Setiap mau mengajar beliau selalu memulai dengan menggojlog mahasiswanya sehingga suasana terasa segar.

9. Prof Ismangoen.
Beliau terkenal sangat disiplin dan sangat resikan. Jam 07 pagi tet pasti sudah di rumah sakit. Visite sehari dua kali pagi2 dan malam. Bersih dan necis sepatu gilap. Walau tengah malam kalau ada konsul pasennya gawat beliau pasti datang.

10. Prof Soewito.
Seorang yang ditakdirkan kaya sejak lahir.
Pintar tekun dan rajin. Skillnya bagus dekat dengan mahasiswa tidak pernah mempersulit orang lain. Tidak menyembunyikan ilmu, beliau seorang agamis yang taat beribadah
Sangat energik.

11. Prof Soenarto Sastrowijoto.
Beliau dosen yg menekankan perlunya etika dan attitude yg baik bagi seorang dokter.
Aku banyak belajar berbagai makna hidup dari beliau. Beliau seorang yang correct dan berwawasan maju. Ichlas dalam menjalankan misi pendidikan, tanpa pamrih.
Berpenampilan tenang dan terukur.

11. Prof Tedjo Oedono.
Beliau dosenku paling muda, yang sangat enerjik. Suka bereksperimen. Sangat pandai.. gudangnya ilmu. Selalu mengikuti perkembangan baru. Bagai kamus berjalan. Enak berdiskusi. Ibaratnya pemain bola beliau ada di segala lini.

Terimakasih guruku
Berkat bimbinganmu
Aku bisa memberikan sumbangsih
Pada negeri dan bangsaku

Wednesday, June 4, 2008

96. Kahyangan

Kahyangan

Kahyangan Jonggring Saloka nama lengkapnya, disana bermukim banyak para dewo. Ada Bethoro Guru atau Gurunoto yang tukang noto tingkah lakunya dewo, tapi karena kepentingan keluarga terkadang dia masih sering melanggar aturan sendiri. Apalagi kalau mbelani anaknya semata wayang yang bernama Dewosrani, sak jaluk2e mesti dituruti lha wong jenenge anak. Jare mbah Suro 'Anak polah bopo kepradah'.

Isterinya, bethari Durgo, seorang dewi dengan wajah raseksi atau raksasa wanita.
Entah gimana filosofinya seorang kepala dewa kok diberi pasangan yang jelek dan jahat serta sering mempengaruhi sang suami.
Untung bethoro Guru ada pendamping yang baik dan bijak yakni bethoro Narodho. Walau fisik bentuknya seperti teko tapi hatinya baik cerdas waskitho dan selalu memihak yang benar dan meluruskan bethoro Guru kalau lagi nyeleweng. Suka meronda ke ngarcopodo, sambil nyatheti nama2 janda muda kedalam memo di sakunya ( nek wis tuwek... lewaat ).

Dikahyangan masih banyak para dewo yang tingkatannya lebih rendah, antara lain bethoro Endro seorang sang hyang yang ngurusi orang ''yang2an'' ber kasih2an pokoknya urusan kasih sayang.
Bethoro Yomodipati urusannya tukang cabut nyowo, nyomoti pati kaya malaikat Izroil saja. Badannya tinggi besar agak mentiung saking tingginya, soalnya yang dicabuti pendek2 dan kecil2.
Bethoro Suryo tugasnya mbaurekso matahari, suka ngganggu ibu2 yang lagi nyuci. Enak2 jemur pakaian mendadak panasnya dia tutupi dengan mendung. Bersaing dengan om Narodho rebutan rondo sampe patutan dipati Karno.
Bethoro Kolo tukang ngatur waktu dan musim, a.l. musim duren, pelem, jambu, semongko dll...
juga musim manten, musim kenduren, pilkada, SPMB, musim rendheng, ketigo lsp.
Selain itu ada Bethoro Wisnu, bethoro Bromo, Bethoro Bayu, Agni dan masih banyak lagi.

Selain dewo2 diatas ada juga dewo yang milih tinggal di marcopodo yaitu bethoro Ismoyo atau lebih beken dengan sebutan kyai Semar bapaknya punokawan Gareng dan Petruk. Hobbynya kentut satu2nya actifitas yang masih gratis di negeri ini, lha wong pipis saja harus bayar...........

Saat ini diduhnia juga ada bethoro yang lagi pada berkeliaran, betoro2 yang doyan nasi, seperti betoro Indro teman dekatnya mbah Suro dan Betoro Baromo yang lagi suko2 dan menyembunyikan diri dengan nama samaran Paromo (ampun bos) yg suka makan nasi beras bramo (ampun beribu ampun tuanku).

Wis ach ........ nggladrah.
Wayang gak genah. (tanpa pakem sih),....... kalau mau tanya aslinya ya tanya'o sama ki Dhalang yang lagi menyiapkan pagelarannya di bilangan daerah Semolowaru.
Salam buat mas Paromo yang lagi bercanda dengan sang cucu dan mbah Suro yang ceklak ceklek motreti cucu pertamanya.

Tuesday, June 3, 2008

95. Tidur

Tidur

Setelah usia menjelang uzur tidur merupakan kegiatan yang sangat nikmat. Rasa2nya tidak ada kegiatan lain yang lebih nikmat dibanding tidur. Apalagi kalau bisa tidur siang waduh jan nyamleng tenan.

SebagaI orang yang dulu pernah tinggal di Jogja, maka tidur siang saat itu merupakan ritual yang wajib hukumnya. Orang serumah kalau siang sepiiii pada tidur. Pulang kerja, pulang kuliah, pulang sekolah pada tidur.

Toko2 jam satu sampai jam lima sore tutup. Kalau kita mau bertamu wajib menghindari jam tidur siang. Kehidupan begitu tertib dan teratur tidak semrawut seperti sekarang.

Menurut mitos tidur siang bisa membuat panjang umur serta awet muda. Hal ini logis karena badan diistirahatkan serta stress pikiranpun berkurang.

Namun dengan bertambahnya kemajuan jaman, dimana orang2 dihadapkan pada kehidupan yang materialistik, ditambah gaji yang minim, maka kesibukanpun bertambah sehingga ritual tidur siangpun hilang dengan sendirinya.

Saya merasa bersukur dan bahagia bisa menikmati hidup dengan bumbu tidur siang sejak SMP sampai sekarang. Mungkin bagi orang Jakarta siklus kehidupan seperti ini merupakan hal yang mustahal, atau paling tidak hanya bisa dinikmati oleh para pensiunan yang sudah banyak tabungannya.

Bahkan... bagi sebagian orang tidur siang merupakan barang mahal yang sangat jarang dinikmati atau bahkan mungkin diharamkan.
Tapi berbahagialah saudaraku yang masih bisa menikmati tidur siang.............
Selamat dan lestarikan kebiasaan tidur siang.

Monday, June 2, 2008

94. Berpisah

Berpisah

Dia lahir tahun 1973 disebuah kota kecil di perancis. Ikut dengan sang juragan mulai umur 17. Dia penurut tidak pernah balelo atau minta macem2. Sekarang usianya sudah menginjak 35 tahun. Usia yg mantab. Banyak suka duka terjadi didalam pergaulan mereka selama 18 tahun, namun keduanya bisa saling mengerti sehingga persahabatan pun tetap langgeng. Sebelumnya dia ikut saudara tua sang juragan selama hampir 20 tahun. Ibarat benda pusaka dia diwariskan pada juragan.

Bule perancis ini punya adik kelahiran jepang tahun 1990.
Sang juragan sayang sekali pada mereka berdua dan merekapun sayang padanya.
Sikecil jepang itu ikut juragan itu sejak lahir.
Badannya kecil agak ringkih sering sakit2an tetapi tidak sampai berat. Kalau sakit oleh juragan ia dibawa kesepesialis ditritmen sedikit sudah sembuh.

Kakaknya walau dia lahir di eropa tapi badannya sangat kuat, bandel, istilahnya tahan banting lagian bongsor. Makan banyak larinyapun kencang dan tenang kalem pembawaanya. Adiknya memang lincah, tak suka minum, dan dia sangat gesit. Usianya sekarang 18 tahun. Usia menginjak dewasa.

Mereka sekarang sudah saatnya harus mandiri dan oleh sang juragan mereka dilepas untuk belajar memasuki dunia kehidupan yang sebenarnya.

Ditahun 1980an mereka punya saudara tua kelahiran australia. Tapi setelah ikut juragan selama 10 tahun dia pamit untuk pergi mencari keberuntungan.
Selain itu di tahun 1994 mereka juga mempunyai saudara muda, yang embrionya buatan negeri matahari terbit tetapi 1994 lahir di Jakarta. Saudaranya ini lebih cepat dewasa dan mandiri. Tahun 2007 oleh sang juragan dibiarkan mencari jalannya sendiri.

Kadang2 mereka masih sering ketemu di jalanan tapi sang juragan agak pangling karena sekarang dia jadi pemuda tampan pesolek. Waktu ikut juragan selama 13 tahun dia biasa2 saja tampil apa adanya, mungkin karena sekarang usianya sudah menginjak 14 tahun dan kebetulan dapat majikan yang pesolek, jadi dia juga suka berdandan.

Sang juragan terpaksa berpisah dengan mereka walau hatinya berat, namun karena usia juragan semakin tua dan mereka sudah saatnya mandiri sehingga tak terelakkan perpisahanpun terjadilah.

Sekarang juragan masih membesarkan putra2 bangsa kelahiran jakarta yang masih imut2. Si twin silvery dan bungsu blacky. Mereka kelahiran tahun 2004, 2007 dan 2008. masih bèyès2 penurut dan tidak banyak minta ini itu, makan minum cuma sedikit, apalagi harga minuman mereka ahir2 ini melangit sampai2 penduduk negri berdemo turun ke jalanan menuntut pembatalan kenaikan harga minuman tersebut.

Memang perpisahan adalah suatu peristiwa yang menyayat kalbu tapi mereka sadar, didunia ini setiap ada perjumpaan pasti ada perpisahan.
Slamat jalan si greenty perancis, albino jepun, graphity indon, brownies australia.... semoga kamu semua bahagia ditempat baru dan jaga dirimu baik2.
Salam dari pak mantan juragan.
Physik boleh berpisah tapi hati tetap bertaut.
....wah kok kaya slogannya mbah Suro saja.

Sunday, June 1, 2008

93. Sakit

Sakit

Kenapa kita sakit? Mungkin karena badan kita kalah perang. Perang? Benar.. perang melawan bakteri, virus, jamur, atau bahan2 lain seperti racun, allergen, sel2 ganas, jejas ruda paksa, kerusakan genetic, ataupun sebab2 psikologis.

Tapi apa bener kita hanya kalah perang?
Apakah tidak ada faktor2 lain yang mempengaruhi?
Kenapa sampai kalah perang? Kalah perang melawan benda2 sekecil itu? Waouw alangkah lemahnya kita. Dengan benda2 yang lebih lembut dari ''gurem'' saja keok.

Tetapi kenapa kita sering somsek, alias sombong sekali?
Oke mungkin kita akan mengatakan kita sudah menang terhadap penyakit ini penyakit itu. Sampai2 kita lupa kepada siApa yang membuat kalah atau menang. Kalaupun kita masih juga sombong akan kemenangan maka kita akan berhadapan dengan peyakit yang lebih berat yakni penyakit ''ketuaan''.
Belum lagi harus menghadapi puncak puncaknya sakit yakni ''kematian''.

Masih digdayakah kita melawan kematian?
Apalagi.... kalau melawan yang membuat mati .....
klipuk.
mBèèèkkk..........