Thursday, September 13, 2007

Dokter Inpres 1977~1980

Dokter inpres
1977~1980


Setelah berjuang selama 6 th 8 bln di fk ugm. ahirnya aku lulus sebagai dokter. Aku dilantik pada hari sabtu 2 okt 1976. Ada 9orang mahasiswa yang lulus tercepat dari 125 mahasiswa angkatan 1970. Aku termasuk didalamnya. Alhamdulillah. Plong rasanya bagai lepas dari himpitan beban yang sangat berat.
Selesai pelantikan aku bingung mau kemana. Tak ber selang lama datang panggilan masuk wamil alias wajib militer. Wah jiwaku berontak. Aku suka bebas tidak senang dengan kehidupan disiplin militer. Karenanya aku cepat2 melamar jadi dokter inpres. Untuk menghindari wamil aku segera lapor ke Depkes. Disana aku menjalani tes mengenai ke orde baru an dan aku dinyatakan lulus. Selanjutnya Aku minta ditempatkan di Sulawesi selatan. Mula nya aku ingin di Bali. Tapi saat itu Jawa dan Bali tertutup bagi dokter baru kecuali mempunyai anak 3 atau isteri mahasiswa tingkat ahir.
Dengan tekad bulat aku berangkat ke Ujungpandang bersama isteri ku. Aku mencoba mengarungi hidup dirantau orang. Dengan pesawat Garuda aku berangkat. lewat semarang dan transit di surabaya.
Se umur2 aku baru pertama ini naik pesawat. Ada kejadian lucu yang memalukan bak kabayan saba kota. Waktu itu di pesawat dibagikan kopi. Aku pikir kaya kopi di rumah paman. Aku sruput... . walah pahiiit... Hi hi hi aku geli setelah kutahu gulanya ada didalam bungkusan kertas kecil. Dasar kamso tapi biarlah jadi kenangan naik pesawat yang pertama.
Sampai lapangan Mandai hujan lebat dari atas nampak tambak2 terendam banjir. Aku ragu nanti harus kemana. Aku belum punya tujuan. Untung lah setelah mendarat aku berkenalan dengan bapak Suryanto seorang tionghoa yang baik hati. Dia mencarikan aku penginapan semacam rumah yang di sewa kan. Guest house lah kira2 gitu. Aku menginap 2 malam disana. Semalam 5 ribu rupiah setara 3 gram emas.
Hari senen saya menghadap kakanwil depkes sulsel bapak dr Tadjuddin chalid MPH. Orangnya baik sekali aku akan selalu mengingat kebaikan beliau kepadaku. Setelah satu minggu di ujungpandang, oleh beliau aku di tempatkan di kabupaten Pangkep. 50 km utara makassar Cuaca masih kurang menguntungkan. Sampai di pangkep hujan deras terus mengguyur.. Saat itu sungai besar ditengah kota banjir jembatannya roboh. Hingga aku belum bisa mencapai puskesmas tempatku bertugas. Seminggu kemudian baru aku bisa pindah tinggal ditempat tugasku PUSKESMAS kec MA' RANG. Puskesmas itu terletak diatas bonto / bukit kecil diantara dua desa. Desa Bonto marana di utara dan Talakka di sebelah selatan. Menghadap ke jalan raya jurusan makassar pare. Kecamatan Ma rang meliputi 4 desa yakni Talakka ~ bonto marana ~ bonto manai dan padang lampe dengan jumlah penduduk 22 ribu jiwa. Penduduknya islami. Dan sangat familier.

Hari pertama bekerja. Puskesmas segera aku benahi. Baik masalah administrasi pelayanan maupun tata ruang. Kebetulan ada ruangan yang agak besar aku jadikan ruang perawatan. Daerah itu kalau musim kemarau tiba selalu terjadi ledakan wabah muntaber. Luar biasa hebatnya. Untung cairan infus di puskesmas cukup. Sehingga tidak banyak korban meninggal. Begitu ganasnya pagebluk ini. Pagi kena sore mati. Sore sakit pagi mati. Aku sampai takut sendiri. Setiap pulang dari tugas Pusling aku minum tetra 2 biji. He ilmu ne sopo iku. Yo mbuh saking wedi ne
Setiap hari selasa aku melakukan kunjungan ke desa2. Memberikan penyuluhan2.Sebenarnya proyek jamban keluarga sudah jalan tapi malah mereka gunakan untuk menyimpan kayu bakar dan lain2. Maklum kalau hujan banjir kalau kemarau tidak ada air. Mereka bisa mencari mengambil air sampai 3~4 km. Dibelakang rumah dinasku ada sumur yang tak pernah kering. Kalau kemarau tidak pernah sepi. Sampai 24 jam non stop orang2 menimbanya. Pengalaman unik aku alami selama aku tugas di puskesmas. Suatu ketika ada pasien yang pantatnya tidak tembus jarum suntik. Ternyata dia menggembol benda semacam jimat setelah di lepas baru bisa ditusuk. .Ada lagi peristiwa lain yang aku selalu ingat. Sewaktu aku melakukan pengobatan massal tiba2 ada orang yang dikejar2 pakai badik menerobos ke kerumunan pasien. Spontan aku dan pasien2 berhamburan. Untung tidak terjadi korban. Pihak yang berkelahi bisa di ditenangkan oleh kepala desa. Peristiwa badik menbadik seperti itu merupakan hal biasa terjadi di daerah ini. Pernah ada pasien yang berlari ke puskesmas dengan memegangi usus nya yang terhambur keluar perut. Kulihat perdarahan tidak terlalu banyak. Usus aku tutup dengan kasa steril dan kirim ke Rsu Ujungpandang. Tiga tahun aku di puskesmas. Tahun pertama semangat dan idealis ku sangat tinggi. Walau gaji hanya 22.500 ripis. Setelah tahun ketiga aku mulai jenuh. Aku melamar melanjutkan study ke bagian Tht fk ugm.
Sambil menunggu panggilan aku di tempatkan sebagai direktur RS Kab Pangkep. Sampai ahirnya medio 1981 aku diterima. Aku kembali ke jogja. Memulai babak kehidupan baru sebagai residen tht di fk ugm.

No comments: