Friday, December 5, 2008

150. Takterasa

Tak terasa

Waktu begitu cepat, tahun 2008 segera lewat.
Tak terasa usia sudah berkurang, satu tahun lagi dari jatah yang tercatat.
Memang... benar sekali sobat, yang paling dekat dan semakin dekat adalah kematian, sedang yang paling jauh dan makin jauh adalah masa lalu.
Rasanya baru kemarin sore, ternyata hidup ini sudah setengah abad lebih, terlewatkan, namun rasanya lebih pendek dari sekedar mampir ngombe.
Perasaan2 seperti ini, tidak bisa dirasakan oleh para muda, bagi mereka hidup terasa panjang, penuh gairah dan optimisme. Namun bagi para tua berbalik 180 derajat. Daging ayam yang dulu begitu nikmat, kini dilirikpun tidak, apalagi pencit pelem, buah duwet, mundhung, kweni tinggal kenangan yang rasanya begitu nikmat.
Kalau ada manula yang bersemangat, penuh gairah, itu hanya pelarian, untuk menutupi kecemasan dan kekurangannya. Bagi yang tak mengenal Tuhanpun, mereka tentu dibayangi kecemasan, cemas meninggalkan dunia, harta yang mereka sayangi, sedang bagi yang beriman, mereka dibayangi kesulitan2 yang akan dihadapi dialam sana.

Tak terasa sobat, waktu terlampaui begitu cepat, sang ajalpun makin mendekat, sangu bekal untuk acherat, timbangannya tidak terlalu berat, masih banyak dosa2 berkarat, yang mesti dicuci dengan giat beribadat.
Mari sobat ramai2 kita ingat, apa yang sudah kita perbuat, lebih dari setengah abat,mungkin kita sering bekhianat terhadap teman sejawat, atau menjadi orang keparat, yang suka menggugat, dan ngundat undat, suka ngemplang uang zakat, tidak pernah baca sahadat, apalagi mengerjakan sholat,
Sudahkah kita siap menyambut datangnya malaikat, menghadapi sekarat yang konon katanya sangat dahsyat, pediih terasa sakit menyayat, bak dihunjam pedang sejagat,sebelum nyawa kita oncat, melesat meninggalkan jazat.
Sobat.. sudahkah kita siap menghadapi kiamat, yang semakin dekat, yang begitu dahsyat, yang melebihi bom atomnya amer serikat, bumi berguncang hebat, gunung2 meletus berhamburan terbang melesat, laut ditumpahkan sampai asat, matahari planet2 bertabrakan pating semburat.

Semoga shobat, kita selamat, sampai acherat, disambut bidadari yang mengundang minat, disurga yang begitu indah menurut cerita ayat ayat, dan kita berjumpa dengan sang Maha dzat.

Aaamiiiiieeeennn.

10 comments:

Ninis said...

Amin Ya Robbal 'Alamin..

*rangkaian kata2nya sangat sangat sangat bagus, Pak!*

Indro Saswanto said...

Mbak ninis. Saya sudah baca trip nya ke Jmbg sayang ga sempat mampir ya..
Senang memandang gambar cucunda si kecil yg lucu2.
Salam kami sklg.

Unknown said...

ahlan wasahlan

ulesan inkang sae

Unknown said...

www.karebed.wordpress.com

Indro Saswanto said...

Matur nuwun sudah kerso mampir di blogg saya.
Tak sengaja postingannya hampir sama.
Jangan bosan kalo lewat mampir.
Wass.

Pursito said...

Siap tidak siap bila saatnya tiba ya harus berangkat, masalahnya pada saatnya nanti kita sudah tidak bisa mengatur waktu, pokoknya tinggal ikut.

Indro Saswanto said...

Mas Sito.
Tul... kadang kita segar bugar sehat wal afiat, nek wis kudu mangkat yo kudu brangkat...

Mbah Suro said...

Wis ngerti ndonya bakal kiamat, tetep wae nekat, ra perduli apa wae diembat, ora wedi kuwalat.
Muga wae ndang mertobat, ora tau kumat, akhire ditulung malaikat, mlebu akherat kanthi selamat.
Semoga...... (dari seorang kakek yang sedang mencari bekal akherat)

Indro Saswanto said...

Mbah,, kulo setuju lan sepakat, paringipun nasehat.
Mugi kito saged kepanggih mangke ing alam jabalekat

Indro Saswanto said...