Monday, December 1, 2008

148. Sentôlôôp

Penerang

Bayangkan kalau anda berkendara dimalam hari disebuah kota, tanpa lampu jalanan dan semua kendaraan mati lampunya, maka bisa diterka apa yang akan terjadi.
Bayangkan pula suatu ketika anda berada ditengah hutan rimba belantara dimana sinar matahari tidak bisa menembus kedalamnya, tanpa membawa petunjuk apapun, tanpa membawa kompaas, maka bisa dibayangkan anda dipastikan akan tersesat dan putus asa.

Hidup... dan kehidupan kita ini tak ubahnya seperti dua keadaan diatas, tanpa 'penerang' dan tanpa 'petunjuk' yang jelas, so pasti perjalanan hidup kita akan mbulet berputar2 melingkar2 tidak akan sampai tujuan.
Yang akan terjadi hanyalah kebingungan dan keputus asaan yang terus bertubi2 mendera hidup dan kehidupan kita.
Untungnya Tuhan menciptakan alam semesta ini sudah menyertakan manual handbook nya, dan kita tinggal menjalankan yang tertera didalam buku itu.
Sebuah petunjuk yang sangat kita butuhkan untuk mengarungi rimba kehidupan ini, rimba yang gelap, dimana buku tsb sebagai 'penerang sekaligus kompas dan rambu' yang membimbing kita pada tujuan yang jelas dan nyata........ Bak 'lampu penerang' super halogen beserta kompaasnya yang akurat, sekaligus 'pembeda' mana perihal yang benar dan mana yang salah.
Kitab ini tidak ada sedikitpun keraguan didalamnya, huda lil muttaqin.. petunjuk bagi orang2 yang bertaqwa.. yang menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.
Kitab itu disampaikan dalam budaya ' tulis ', yang dijamin tidak mengalami perubahan sampai kapanpun, sehingga informasi yang disampaikan pertama sampai penerima yang terahirpun tetap sama karena dalam bentuk tulisan.
Lain halnya kalau hanya dalam bahasa lesan, sangat mudah terjadi distorsi informasi. Contonya informasi pertama 'sapi'... setelah masuk ke telinga yang kesepuluh mungkin bisa berubah jadi 'babi'.

Kitab termaksud tak lain adalah Al Quran yang merupakan firman Allah yang diwahyukan pada Muhammad rosulullah. 'Surat cinta Allah' untuk makhluknya. Surat cinta yang mestinya kita baca setiap saat, .... lha wong surat dari pacar saja dibaca beratus kali, apalagi Quran yang notabene 'surat dari sang Maha kekasih' sewajarnya kalau lebih sering dibaca dan dikerjakan...... agar perjalanan kita di rimba belantara kehidupan ini bisa lancar dan sampai ke tujuan.

2 comments:

paromo suko said...

saya kira mau ngiklan batre, ternyata nikung ke religi, ya sudah

komennya ga perlu disentolop,
postingnya sdh jelas-las-las

Indro Saswanto said...

Iyo mas, jan2e soyo tuwek iki baterene wis kiyer2. di charge yo wis tuwas bledos. opo neh dipasang halogen tambah bliyer.
wis wayahe diloakno ...... ☺