Friday, November 14, 2008

147. dst

Dan Seterusnya

Adalah seorang teman. hobbynya mengkoleksi gelar. Dia seorang tabib sehingga berhak menyandang gelar dr. Belum puas dengan itu ahirnya mencari spesialisasi dan berhasil dengan gemilang maka gelar SpX pun disandangnya. Selanjutnya gelar dobel degree pun diraihnya MM MBA melekat dibelakang namanya. Rupanya belum puas dengan keinginannya sehingga MARS pun diraihnya. Mungkin kehabisan napas maka dia pergi ke Mekkah pulang2 tersandang gelar H. Semakin menumpuk saja gelarnya. Karena kiprahnya dimasyarakat begitu aktif dan gigih gelar kebangsawanan juga melekat didepan namanya KRMHT. Bingung dengan apa yang dicapai ahirnya diraihlah gelar bergengsi, doktor, DR. dan sebentar lagi professor,PROF. Entah gelar apalagi yang akan dikoleksinya.
Cuman gelar yang terahir nanti, harapan saya jangan terlalu cepat diraih, (Alm).

Untuk menyingkat nama saya tuliskan :
Yth.Bpk.Prof.DR.dr.H.KRMTH.........SpX.Dst. (Dan seterusnya, sebagai pengganti gelar dibelakang nama beliau, saking banyaknya gelar).
Selamat atas tercapainya cita2mu kawan.

14 comments:

paromo suko said...

jenis hobi yang lain lagi, ya mas!
bukan perangko atau mobil, tapi gelar, sebuah pengakuan resmi strata ilmiah, sosial, budaya, dll
pertanyaan saya: pasien partikelirnya se-eksklusif apa ya?

Indro Saswanto said...

Saya khawatir karena sibuk koleksi gelar pasien2 justru terlantar, exclusiv pasti... karena pasien singunen mau berobat habis sebelum obat diberikan dianalisadulu dari berbagai disiplin ilmu.. dari yang ilmiah sampai suwu'an serta do'a dan cost benefict nya. Yang jelas jasanya jadi muaahaalll.
Sukurnya beliau sudah gak mikir duniawi jadi yo malah sok nyangoni..... ☺

Mbah Suro said...

Heubaat......
Saya sedang berjuang untuk meraih gelar MBA (Mencari Bekal Akherat)
Ampuun pak Dokter.... takut kuwalat

Indro Saswanto said...

Alhamdulillah mBah.. semoga nuantiii lulus dengan predikat 'chusnul chotimah'.
aamiiiienn

Raf said...

Ditulis di KTP cukup juga-kah , Pak..?

Jangan2 KTP lebih lebar

wassalam

Ninis said...

Wow !!
Hehehehe..
Jangan2 kalo ada yang ngundang malah lupa nulis nama blio, brubung konsen nulis gelarnya heheheh..

Indro Saswanto said...

@ Dik Raf : Mungkin diketik melingkar ditepi Ktp dik.
@ mbak Ninis : 'Tul... Belum lagi nama blio panjang lho, termasuk spasi membutuhkan 25 kolom . Pak RT pusing dan temen2pun kerepotan. mangkanya disingkat saja... Dst.......

Pursito said...

Terlepas dari ambisi beliau dalam mengejar gelar, nilai positif yang boleh ditiru adalah semangatnya untuk mengejar cita2.

Indro Saswanto said...

Semoga ilmunya bermanfaat bagi umat manusia

Gusbed said...

wah embel nya banyak banget saya aj satu g punya




www.karebed.wordpress.com

Ki Ageng Similikithi said...

Siang paling beken mungkin malah KRMT, susah carinya. Dr mudah dicari, bisa mendaftar. Prof. asal sabar. KRMT harus ada wahyu dan kharisma. Kalau saya pakai "Ki Ageng" ini karbitan, buatan sendiri, nggak ada civil effect apa apa. Hindari gelar anumerta sejauh mungkin

paromo suko said...

ketika saya kecil dulu, pernah ada iklan di majalah Panyebar Semangat yang isinya penawaran bagi siapapun untuk dapat memperoleh gelar R, Rr, dll dengan menghubungi nama pemasang iklan dan seterusnya ....
kok bisa ya ?
( ah, rupanya eyang doktor lagi sibuk, nggethu belajar untuk mendapatkan gelar KK .....)

Indro Saswanto said...

mas, Ki ageng dan kanjeng Romo.
Yang hebat tanpa gelar dibawah tandatangannya tapi seantero dunia respect padanya. ...... Suharto.
Tapi namanya manusia beliaupun menempelkan embel2 (tapi gak pernah dipakai) Jendral besoar.
RUpanya masyarakat kita masih menghormati gelar daripada karya.

Indro Saswanto said...