Saturday, April 26, 2008

83. Neologisme

Lholak Lhõlõk

Kata ini termasuk neologos atau kata baru yg diciptakan oleh manusia modern. Kata lholak lholok muncul kira2 pada tahun 60 an yang mempunyai arti kurang lebih gambaran seseorang yg kehilangan akal sehingga dia hanya tolah toleh kekanan kekiri tidak tahu apa yg musti dikatakan ataupun yg harus diperbuat. (saya pinjam dari definisi nya mas Paromo Suko).

Aliran penciptaan kata2 baru dinamakan ''neologisme''.
Gejala ini bisa dilihat pada orang yg hilang ingatan semisal orang gila dimana dia berkata2 sendiri dengan istilah2 baru yang orang normal tidak bisa mengerti artinya. Bisa juga pada anak2 kecil yang lagi belajar bicara.

Pada anak2 muda sering juga muncul neologisme sehingga timbul kata2 baru yang tadinya tiada arti kemudian ditambahkan arti semisal kata mbebeki, mbanyaki, ''mèmèti'' - (istilah ini muncul 50an th yl dan diingatkan kembali oleh temen lama saya mas Surowo Suhono ), asyoi, èndhes, mak nyus, bowat,cimeng, dll atau bahkan kata2 yang sudah ada disamarkan seperti ''istimewa'' menjadi ''astamawi''. Contohnya pada kalimat ~ wah cewek itu astamawi ~ supaya yang disindir tidak tahu kalau dirasani....☺

Bahasa Malangan lain lagi dimana dibut dengan membalikkan tulisan, misal makan menjadi nakam, sehat-tahes, tidur-rudit, tuwek-kewut, senin-nines, dsb

Neologisme berkembang dengan pesat pada anak2 muda dimana mereka selalu ingin mencari identitas jati diri, disana timbul istilah2 yang terkenal dengan nama bahasa gaul.
Dari masa kemasa bahasa gaul ini berekembang sangat dinamis.
Kita ambil kata ''pacaran'' sebagai contoh. Dalam kurun waktu 50 tahun sudah berkali2 kata ini bermetamorfose mulai dari....gemblakan, sir2an, pacaran, yang2an, indehoy, terahir gendakan bahkan anak sekarang mengatakan ''bojo'' untuk mengganti kata pacar.

Kalau dalam setahun muncul kata baru satu saja, maka sejak ada manusia modern sudah muncul paling tidak 40.000 kata didalam satu komunitas.
Padahal dengan 2000 kata saja kita sudah bisa berkomunikasi dengan lumayan baik apalagi kalau dengan sekian puluh ribu kata2 ........ mungkin kita malah ....................jadi .......''lholak lhõlõk''.

3 comments:

Mbah Suro said...

Satu lagi kancane "lholak lholok" yaitu "ngah-ngoh" secara kebetulan instruktur diklat Pemadam Kebakaran DKI banyak orang dari Purworejo "ngah-ngoh" jadi poyokan bagi siswa yang lambat melaksanakan perintah. Mudah-mudahan kita yang semakin sepuh tidak "ngah-ngoh"

Mbah Suro said...

Satu lagi kancane "lholak lholok" yaitu "ngah-ngoh" secara kebetulan instruktur diklat Pemadam Kebakaran DKI banyak orang dari Purworejo "ngah-ngoh" jadi poyokan bagi siswa yang lambat melaksanakan perintah. Mudah-mudahan kita yang semakin sepuh tidak "ngah-ngoh"

Indro Saswanto said...

Iya........ sesuai kemajuan jaman sekarang berganti formula jadi PDI kan?
Maju terus mas Rowo.... wah ngedap edapi iki... wis ban hitam yo?
Pokoke ''semangat''