Friday, April 4, 2008

76. Ironi

Ironis

Negaranya belum seabad merdeka tapi asetnya sudah mulai ludes, hutan2 dimana2 gundul, minyak bumi sudah mulai netes2 tidak mantur lagi, gunung2 dikeruk menjadi danau, danau2 mengering, sawah menjadi lahan industri, permukiman kumuh tanpa perencanaan, tanpa peresapan, apalagi saluran penangkal banjir, terumbu karang hancur, entah apa yang tersisa dengan negerinya. Moral, disiplin berantakan, kejujuran merupakan barang langka, komitmen jangan ditanya.
Katanya sih negaranya gemah ripah, loh jinawi, tongkatpun ditanam jadi tanaman, bisa berbuah jadi makanan, negeri yang subur makmur, tenteram dan damai, tanpa bencana, bak negeri Amarta pura.
Dulu negaranya dijajah Korawa, kira2 tiga setengah abad lamanya, katanya sih Korawa sangat serakah, tapi hutan masih utuh tidak di jamah, perkebunan terjaga rapi, danau2 menghijau banyak dipuji dengan lagu2 indah, sungai mengalir tenang, jalan2 bertambah panjang, rel kereta terpasang sepanjang negeri, pertambangan dikelola dg baik, perumahan terplaning, kota2 bersaluran memadai, tidak pernah terdengar berita banjir.
Lantas kenapa? kenapa dengan negerinya? setelah diurus bangsanya sendiri, justru menjadi begini? Mestinya mereka lebih bisa menjaga, miliknya, tapi sungguh ironis, mereka katanya membangun negeri, tetapi hakikatnya kok bunuh diri............???

4 comments:

paromo suko said...

Jangan2 sekarang mereka sudah menjadi bangsa yang tidak terlalu berbudaya ya? Kalau masih ada budaya, maka sebenarnya adalah 'paparan budaya' berbentuk pertunjukan, tulisan, dll. Bukannya sikap berbudaya atau beradab, yang sebenarnya akarnya sudah dimiliki.
Sayang, mereka hanya bangga memiliki warisan kekayaan apa saja, tetapi giliran harus mewariskan, SEMUA SUDAH HABIS DAN RUSAK BINASA, kalau masih bersisa, mereka hanya merawat sekedarnya, atau malah membiarkannya.
Sementara itu dari hari ke hari makin bertambah saja bayi dilahirkan, untuk kelak mewarisi kesulitan.

Indro Saswanto said...
This comment has been removed by the author.
Indro Saswanto said...

Saya juga heran mas... orang lain saja mau menjaga harta waris, renewabel resources mereka.... Kenapa mereka jadi ''pemabok / penjudi'' ... tidak ingat masa depan......tidak ingat ''nasib'' anak cucu mereka.

Indro Saswanto said...

¿