Saturday, April 5, 2008

77. Urip

Urip

''Urip'' padanan bahasa Indonesianya hidup. Namun kata urip termakna mempunyai makna yang sangat luas dan dalam.
Kata "Urip" mempunyai kandungan arti memikul tanggungajawab yang sangat besar dan berat didalam mengarungi kehidupan baik kehidupan didunia yang sedang berjalan maupun keharusan untuk menghadapi kehidupan dialam baka sesudah selesai didunia ini.

Kalau ada orang dibilang ''apa kewajiban orang hidup''? maka yang terpikir adalah apa2 yg mesti dilakukan untuk menghadapi kehidupan dunia ini, karena ''hidup'' itu seolah2 hanya ada didunia.
Tetapi kalau kita ditanya '' opo kewajibane wong ngaurip'' Otomatis kita berpikir harus menjalankan kewajiban yg diperintahkan Allah dan menjauhi larangan2 nya, untuk mendapatkan kehidupan yang bahagia didunia dan akherat. Tujuan achir dan utama ''wong urip'' tidak lain adalah mencapai kehidupan akherat yang menyenangkan bukan yang mengerikan.

Kata "Urip" sendiri merupakan kosa kata lama yang sudah terpateri di hati sanubari "orang jawa" sedang kata hidup sampai saat ini masih mempunyai makna cotemporer yang bobotnya masih jauh lebih enteng dibanding kata "urip".

Banyak ajaran2 yang dapat kita jumpai menyangkut "urip" ini, seperti :
1.''Urip iku'' mung koyo mampir ngombe, artinya hidup itu hanya sebentar sekali tidak terasa kita sudah menjadi tua dan tutup usia. Kondisi ini hanya bisa dirasakan oleh orang2 yang sudah tua dan tahu arti kehidupan.
2.kudu pasrah karo "sing gawe urip"
artinya kita harus menyerahkan jiwa raga kepada Allah swt. Memang kita ini diciptakan tidak lain adalah untuk beribadah kepada sang pencipta, untuk menyembah dan tunduk kepadanya bukan untuk memusuhi atau melawanNya. Kalau kita melawan, apa sih daya kita? Melawan yang menciptakan? Lha yo di ''pithes''.... to yo !!

Terahir, pertanyaannya, sampai kapan kata ''urip'' bisa tetap bertahan lebih bermakna dari kata hidup sehubungan dengan kemunduran peradaban yang begitu pesat?

8 comments:

paromo suko said...

kalo saya disuruh njawab, terus-terang ilmu saya jauh dari cukup karena sudah dinyatakan bahwa kemunduran peradaban yang begitu cepat
oleh karena itu bukannya menjawab yang pasti hasilnya tidak akan betul, mending komentar saja

begini:
apa yang menyebabkan bapak tiba-tiba menulis hal tersebut, dan apa yang menyebabkan bapak bertanya seperti itu kalo sebenernya jawabannya sudah ada dalam genggaman bapak
nah, tu
gantian dijawab ya, hehehe

Indro Saswanto said...

Wah yo nggak luculah.  Masa nanya dah ada jawabannya, itu namanya ngetes.
Tapi gini sebenarnya masing2 kita sudah tahu jawabannya, dan yg penting bukan jawabannya itu sendiri, tapi saya hanya ingin mengingatkan utamanya pada diri si penulis artikel itu sendiri, bahwa kita ini sedang dalam proses kehancuran. Ibaratnya kintir gelombang tsunami sekali2 yo "jenggelek" sambil istighfar biar entuk dalan padang. Mau nglawan sunami yo gak mungkin kasil kalo bukan kehendak yg bikin sunami tsb. Sunatullahnya kehancuran pasti berjalan.... Lho kok dadi kojah ngene?
Wallohu alam bisawab. wis opo jarene.

Raf said...

Ass wr wb,

Penuh mengandung filsafat hidup , teruskan karyanya Pak , semoga kami bisa mencerna dan mengejawantahkan dalam wujud nyata....terima kasih

Wassalam
Raf

Indro Saswanto said...

Terima kasih dik Raf.. gimana kabarnya kalimantan?
Selamat berjuang semoga success....
Saya.nunggu tulisan2 anda lho. baik di frm pwr maupun di start by nothing.
Tk wass

Anonymous said...

Hello. This post is likeable, and your blog is very interesting, congratulations :-). I will add in my blogroll =). If possible gives a last there on my blog, it is about the Estabilizador e Nobreak, I hope you enjoy. The address is http://estabilizador-e-nobreak.blogspot.com. A hug.

Ki Ageng Similikithi said...

Antara Urip sama Mohdar. Pasien pasien yang akan operasi di RS Sardjito dulu selalu ditanya anestesinya milih siapa. Ada asisten yang namanya dokter Urip dan konsultan ahli namanya dokter Mohdar. Kalau mau modar ya pilih urip, kalau mau urip pilih mohdar. he he

Indro Saswanto said...

Mas Bud ini ada2 saja......... Beliau berdua ini yang saya hormati. Dr Urip sekarang dinas di Samarinda Kaltim. Beberapa waktu yl saya ketemu dan masih suka gojegan. Horas pak Urip saya pilih dibius yg setengah2 saja biar pating clekitnya jahitan masih terasa.....☺

Indro Saswanto said...

¿