Wednesday, April 23, 2008

82. Bebek dan banyak.

Bebek dan banyak

Bagi masyarakat Purworejo Jawa Tengah kedua binatang ini sering sekali dijumpai dalam kehidupan sehari2. Mereka memeliharanya sebagai binatang piaraan walau berbeda fungsi.
''Banyak'' sering dimanfaatkan suaranya untuk peronda rumah karena dia tidak kenal siang ataupun malam jika ada sesuatu yang mengganggu dia akan berteriak. Apalagi kalau ada maling dia tidak peduli walau simaling sudah meletakkan jari telunjuk kedepan mulutnya tetap saja binatang ini berteriak2. Maklum dia binatang yg tak tahu sopan santun bisa2 malah nyosor atau nyeruduk dengan moncongnya.
'Banyak' adalah binatang yang setia, jika pasangan nya sedang mengerami telur maka sijantan akan menungguinya dan bertanggung jawab jika tiba2 musuh datang mengganggu dia akan melawannya.
Mereka mengasuh anak2nya sampai besar dan hidup berkelompok. Umurnya cukup panjang bisa belasan tahun, hobbynya makan dan sering buang air besar alias 'nelek' dimana2 (dasar tidak sopan).

''Bebek'' lain lagi ceritanya. Ini binatang yang cuwek kerjaannya kawin dan bertelor, urusan anak diserahkan hewan lain gak jantan gak betinanya cuwek bebek terhadap anak2nya yang penting kawin, nelor, makan banyak, dah selesai tugasnya. Kalau berjalan suka beriringan tidak tahu hendak dibawa kemana pokoknya ngikut saaja...

Dari kedua binatang tadi muncullah 'dua istilah' yang mirip artinya tetapi ''beda rasa''.

Istilah itu yang pertama adalah ''mbanyak'i'' sedang yang kedua ''mbebek'i''.
Istimewanya tidak ada nama binatang lain yang pernah diberi ahiran ''i'' seperti dua bersaudara tadi. Walau kalau anda ingat, sebenarnya ada satu nama binatang lagi, namun mempunyai arti yg jauh berbeda dan andapun pasti pernah mendengarnya, yakni kata ''ngadal'i'' yang berarti menipu / membodohi orang lain.

Nah untuk kedua istilah tadi, ''mBebek'i dan mBanyak'i'' mungkin anda bisa menjelaskan maknanya dengan gamblang, juga sekiranya anda tahu bahasa maduranya, austria, inggris, bugis ataupun bahasa arabnya silahkan menuliskankan didalam kolom komen.
Daaan...... pasti deh, penjelasan anda itu akan melengkapi kekurangan ensiklopedi wikipedia.
Saya tunggu.................☺

6 comments:

paromo suko said...

karena bebek secara bentuk dan berat badan kalah dari banyak, maka mbebek'i kadarnya lebih rendah dari mbanyak'i
contoh:
kehilangan pulpen TATUNG paling cuma mbebek'i, tapi kehilangan buku soal fisika WIDAGDO, bisa-bisa mbanyak'i

yang heran,
akal adalah karunia yang sangat berharga, tapi orang yang kehilangan akal kok malah cuma lholhak-lholhok thok ya ?

Indro Saswanto said...

saya setuju... dari salah satu aspek memang demikian........ and ..
mungkin ada temen yg berpendapat lain?
silahkan...........

Mbah Suro said...

Saya setuju dengan "difinisi" dari Mas Paromo Suko, "mbanyaki" kadarnya lebih kuat dari "mbebeki" Kalau kehilangan buku berhitung SIAP karangan Hutagalung mungkin bukan mbanyaki malah "nggajahi" atau "memeti" (babon mau nelor) He..he..he..
Mas Indro tulis dong tentang pertunjukan sendra tari sewaktu kita masih di SR VI tahun yang diakhiri dengan semangat kata-kata " Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh" masih ingat?

Ninis said...

Menarik ...

Sayangnya saya nggak bisa menginformasikan, apakah ada bahasa Austrianya atau nggak .. ?!
Hmmm ... jadi mikir nih, Pak :D
Hehehe ...
*di Austria pake bahasa Jerman, cuma beda dialek aja ... kayak Indonesia-Malaysia gitu deh*

Indro Saswanto said...

Trims infonya mbak ninis.
mungkin disini jarang bebek n banyak ya?
Atau memang basa jawa lebih creatif n dinamis krn orangnya pada 1/2 gil jadi ''neologisme'' berkembang subur.
wass.

Indro Saswanto said...

¿