Thursday, October 23, 2008

137. Cipika cipiki

Cipika cipiki

Lebaran kemarin memang membuat banyak cerita. Adalah seorang kakek tua yang oleh karena kesehatannya sehingga tidak bagus penglihatannya. Beliau berlebaran dikediamannya, dimana banyak tamu2nya karena beliau sudah dituakan ditempat pemukimannya itu. Jadi banyak pula ibu2 yang berminal aidin pada beliau. Biasalah acara tentu disertai 'cipika cipiki'. Wah mayan pikir sang kakek. Banyak pipi2 halus yang hinggap dipipinya. Beliau hanya bisa membayangkan si empunya wajah dan Sang kakekpun cuma mesam mesem. Nggih nggih saja sambil bilang lahir batin, minal aidin, yang artinya dah nomer dualah alias gak penting, untuk manis2 lambe only. Disela2 cipika cipiki tadi lho kok tiba2 terasa yang keras2 padat lagi bau menyengat. Wuizz duilah... ternyata rombongan ''b.....'' sebelah ikut nimbrung cipika cipiki. Nasib... nasib kelakar sang kakek.
Selesai berlebaran Sang Kakek berangkat mudik naik kereta. Rasanya kangen juga dengan saudara2 yang lain. Karena penglihatannya yang udah gak baik tadi maka di kereta beliau dipiilihkan tempat duduk paling depan dekat TV, mayan bisa denger suaranya saja.
Kereta sudah berangkat, tidak lama kemudian ada yang nawarkan sesuatu.... "nasi goreng.pak?". Kakek pikir wah servisnya oke nih, dapat nasi goreng gratis. Lagi2 karena penglihatan yang dah gak baik tadi juga karena sedikit muslihat cara menjajakan makanan tadi sehingga orang yang tidak jeli mengira sebagai servis kereta mahal tsb. Sehingga karena sudah terlanjur dimakan ya dibayar saja lah. Kereta terus berjalan. Sekira tengah malam ada seorang keluarga yang sedikit usil sengaja menggoda sang kakek. Dengan nada yang disesuaikan dengan suara crew restorasi ditawarkan suatu nama makanan sambil sang kakek sedikit dibangunkan. "Arem..arem arem..arem. pak ". Kakek yang sudah terbangun, tertarik juga dengan tawaran itu. "Gratis ??" tanyanya. " Gratis " jawab sang keluarga. "Ah nanti bayar... kaya tadi". "Lho gratis pak". "Ah gak mau... gak usah deh" lalu Beliau tidur lagi. Pagi2 beliau cerita kalau semalam ditawari arem2 tapi gak mau takut tertipu lagi.
Semua yang mendengar cerita sang kakek tadi tertawa kepingkal2, rupanya sang kakek belum menyadari apa yang terjadi.
Kini didepan mejanya tersaji arem2 sisa bekal kemarin.
"Lho ini kok ada arem2 U beli ya tadi malam?"
"Ya enggaklah kek itu kan beli di toko roti sewaktu mau berangkat kemarin"
"Walah2 jadi yang nawari aku tadi malam kamu to"
"Betul kek"
"Tahu gitu aku terima... tiwas lapar"
Kecian deh kek........

6 comments:

paromo suko said...

kakek gaul !

Indro Saswanto said...

Jan tenan mas !!

Mbah Suro said...

Mau niru ah.....

Indro Saswanto said...

Ngatos2 mbah.... keliru belo.

Ki Ageng Similikithi said...

Cipika cipiki malah marahi awet enom je. Angger ora nganggo susur

Indro Saswanto said...

Benar Ki, dari referensi tulisan anda yg pernah saya baca kronologis cipika/ki dimulai dari nempelnya telapak tangan, kulit dada, pipi, bibir, dst sampai yang terahir (manula) nempelnya dikulit bokong lha wong kalau tidur ungkur2an.......
Dan semuanya memperpanjang usia serta menambah awet muda.