Tuesday, June 17, 2008

101. Ndopok

Ndopok

Sudah lama sekali aku tidak dengar kata ini. Mungkin didaerah asalnya, kata ini juga sudah hilang terbukti kalau aku berkunjung kesanapun tidak pernah terdengar kata itu.
Padahal kata ini mempunyai arti spesifik yang sangat khusus.

Berdasar pengalaman,... dimana saya pernah mencoba melontarkan kata2 'mbebeki dan mbanyaki', ternyata kata2 itupun sekarang sudah sangat jarang terdengar. Dari beberapa komentar yang masuk, persepsi merekapun sangat jauh meleset dari maksud sebenarnya.

Ada yang menghubungkan kata 'mbebeki' dengan sifat bebek yang suka poligami, ada pula seperti banyak yang suka berteriak2 padahal maksud sebenarnya adalah 'bingung yang tidak ketulungan' atau singkatnya 'mbingungi' sehingga mengakibatkan orang sekitar terhenti kegiatannya karena terganggu dengan kebingungan orang yang mbebeki tadi.

Dari pengalaman itu aku percaya kata ndopokpun sekarang mengalami nasib yang sama karena sudah tergeser atau terinteraksi oleh bahasa2 lain.
Nah untuk para cucu2 silahkan memberi arti
kata 'ndopok' menurut persepsi anda, sedang untuk para eyang boleh juga memberi penjelasan biar kata2 yang sudah menjadi barang antik ini jangan hilang.
..............???
Ash ndopok kowe..
...........!!!

12 comments:

paromo suko said...

hehehe
setiap saat saya ndopok lewat blog
sebagaimana yang njenengan anjurkan
kemudian saya mulai dengan mbebeki
dan terkadang saya juga mbanyaki kalo njenengan nggak kunjung muncul postingnya

Indro Saswanto said...

Aha...... ternyata sama...............
Dospundi njenengan Mbah??

Mbah Suro said...

Leres..... didaerah Kebumen sampai Banyumas "ndopok" masih menjadi kebiasaan hari-hari. Dengan logat khas Banyumasan ceriteranya lucu, seru, hebooh, dengan gelak tawa terbahak-bahak, biasanya ceriteranya sedikit bohong tapi gayeng... sampe lupa sakit pinggang karena ndopok.
Ayo ndopok!!!

Indro Saswanto said...

Kalau ditempat ki Paromo dan eyang bethoro istilahnya bukan ndopok tapi nggedhabrus. Tul ki'??

paromo suko said...

atau ndobos...
*ada blog ndobospol by mbilung, saya suka itu*
mas amir n mas kacuk, kita tunggu 'yondopok'-nya

Indro Saswanto said...

Ninis said...

Kok saya gak pernah sekalipun denger kata "ndopok" ya ?!
Kayaknya gak ada di Jombang hehehe..
Artinya apa sih, Pak?!

Indro Saswanto said...

Betul mbak ninis, jombang gak ada ndopok apalagi Austria.
'Ndopok' is nggedabrus alias membual, membesar2kan cerita, n mendramatisir, isinya kosong dan bohong tapi seolah2 benar, kalau orang yg gak tahu ya percaya, terkecoh dan menikmati.

meds said...

ndopok, kalau ditempat saya dulu, grabag kidul, merujuk kepada ngobrol (1). tapi memang arti negatifnya bisa juga dipakai untuk "ngedabrus" (2).

Contone:

1. poro bapak lagi podo ndopok ning pangok.

2. Ah ndopok.....

Indro Saswanto said...

Trims dik
Nah makin lengkaplah chasanah kita, semoga jangan hilang kata/ istilah ini juga kata2 lain yg semakin jarang dipakai padahal baru belum seabad.
Mungkin saja suatu saat boso jowo bergeser atau bahkan hilang seperti sansekerta atau jowo kawi yg tinggal buntut2nya saja.
Wass.

nutizaen said...
This comment has been removed by the author.
nutizaen said...

Saya asli banyumas, yang saya pahami dan kadang masih digunakan dalam pergaulan sehari-hari, kata "ndopok" memiliki makna bengong atau termenung memikirkan sesuatu sama halnya dengan "nglogog",, atau barangkali saya salah menafsirkan arti kata yg sesungguhnya 😅