Friday, June 13, 2008

100. Sunatan

Sunatan

Bagi pria pemeluk islam ritual sunat pasti pernah dialaminya. Untuk sementara anak, peristiwa itu sangat di elu2kan karena sudah terbayangkan bakal dapat uang sawer yang akan memenuhi kantong bajunya.

Sewaktu kecil aku pernah menonton acara ini. Kebetulan sepupu saya yang mau di khitan. Dia habis chatam baca al Quran. Acaranya meriah sekali. Dengan dirias baju gamis putih pakai kifayeh, naik kuda yang dihias, dia di arak keliling permukiman sejauh kira2 dua kilometer. Diiringi lampu oncor dan petromax dengan tetabuhan musik jidor plus terompet. Penonton berdesakan sepanjang jalan sambil berebut uang logam yang disebar.

Selesai kirab sepupuku dimasukkan mihrab yang bermimbar lalu disuruh mendemonstrasikan kebolehannya mengaji, dan setelah itu baru dilakukan khitan.
Biasa.. saat itu anak2 kecil pada mengintip sambil cekikikan termasuk saya tentu saja.
Dengan dipandu sang dukun supit sepupuku disuruh membaca sahadat kemudian dipotonglah kulit ujung kemaluannya. Rupanya sang 'calak' ada sedikit humor ketika memotong dia mengucap 'assalamualaikum' keras2. Entah siapa yang di beri salam, tapi para pengunjung spontan menjawabnya 'wa alaikum salaaaamm'
Aya aya wae... bikin orang tersenyum kecut.

Saat aku kecil belum ada acara sunatan massal. Paling2 hanya ada satu dua anak lain yang ikut menemani sunat supaya lebih berani.

Bagi orang jawa acara ini kadang dirayakan dengan nanggap wayang ataupun orkes.
Ada juga yang nanggap ndholalak ataupun jaran kepang.
Berbeda dengan jaman sekarang, jadul anak2 yang khitan sudah besar2 bahkan tidak jarang sudah berewokan. Tentu saja dibutuhkan pisau yang tajam kerana dagingnya sudah mulai alot.........☺ih kethot2 kalau perlu pakai telenan.
Ahh.. mosok....sih.

8 comments:

Raf said...

Selamat atas artikel ke 100 -nya Pak

Sukses selalu , banyak artikel berisi filosofi hidup namun dikemas secara jenaka sehingga mudah dicerna .

Wassalam,
Raf

Indro Saswanto said...

Terimakasih dik.
Baik2 saja kan di Kaltim?
Semoga sehat2 dan Suksess selalu
Wass.

paromo suko said...

...sarapan ... buwuhan ... sunatan ...
posting berikut pasti 'Bancakan' ...
versi Wingko, Sulsel, nJombang, Sutorejo
lengkap membahas hidangan, doa dan tata-upacaranya
... pasti asyik...

Mbah Suro said...

Bancakan ala Wingko hebooh Mas, biasanya bancakan weton anak-anak balita, cukup pakai nasi urap yang diletakkan diatas ilir (kipas tangan dari anyaman bambu) lauknya tempe dan gereh ditambah sebutir telor rebus yang dipotong-potong pakai benang. Disiapin sapu regel buat ngoprak oprak yang makan bancakannya lemot.
Lanjut Mas Indro....

Indro Saswanto said...

Jan2e mergo kesulitan cari topik. Jadi yo wis dirangkai saja. Habis 'sakit' terus 'berpisah tidur di kahyangan ketemu guru argowilis lagi buwuh sunatan.............☺

Ki Ageng Similikithi said...

Sebenarnya kalau nyunati yang sudah bewokan malah gampang. Pegangannya mantap ora minggrang minggring. Sokur nek dislentik sik ben ngadeg

Indro Saswanto said...

Ki Ageng sunat rung yo ?
Soale koyoke kok isih helmman ? durung nganggo kethu putih ?
( ampyuun Ki.... )

Indro Saswanto said...

}☺{