Thursday, March 27, 2008

74. Éroöng

Éroöng

Irung (jawa) bahasa indonesianya disebut ''hidung'' bahasa jawa halusnya grana.
Hidung merupakan bagian tubuh yang rawan terkena trauma / kecelakaan karena letaknya yang menonjol. Bahkan dia sering menjadi sasaran utama, bulan2an pada KDRT ataupun adu jotos diatas ring boxen.
Dari bentuk hidung kita bisa mengenali asal muasal seseorang, apakah dia orang barat / caucasoid yang mana lubang hidungnya mengarah kedepan ataukah ras negroid yang melebar kesamping, serta ras mongoloid yang tinggi hidungnya diantara kedua ras tersebut, tidak pesek dan tidak mancung.
Disekitar lobang hidung terdapat otot2 yang bisa menggerak2kan lobang hidung kita. Cungar cungir basa jawane. Bahkan pada beberapa jenis binatang hidungnya sangat panjang dan bisa berfungsi sebagai lengan tangan seperti gajah dan tapir.
Diserambi rongga hidung terdapat rambut yang kadang nyrodog2 nggilani dan sering dicabuti sambil ngelamun kesana kemari. Akibatnya timbul infeksi yang sakitnya setengah mati.
Didunia pewayangan ada wayang yang hidungnya panjang namanya Petruk, mungkin keje''pit truk'', mungkin juga dia menderita allergi sehingga hidungnya sering gatel dan di odot2 sehingga panjang sekali, mirip si Pinokio yang hidungnya bertambah panjang kalau dia lagi berdusta.
Gareng, Wilkampono dan Buto terong, hidungnya kaya terong kemungkinan mereka penderita rhinofima suatu penyakit yang menyebabkan bentuk hidung menthol kaya terong lalapan didaerah sunda.
Penampilan hidung kadang kurang bagus sehingga oleh si empunya wajah, hidung tadi dioperasikan sampai ahirnya ''diwajahmu'' tampak plastik. Entah itu diganjal tulang rawan ataupun diganjal / disuntik silikon. Bahkan pernah ada seorang dukun yang cuman tamatan SD (jan edan tenan) menggunakan plastik gagang spuit yang diserut lalu disusupkan kepunggung hidung cliennya sehingga si hidung tidak jadi mancung malah jadi berantakan..
Memang susah jadi orang yang hidungnya mancung kedalam kalau memakai kaca mata akan mlotrok terus apalagi kalau dia menderita hidung pelana alias ''saddle nose'' dimana punggung hidungnya mbleseck sehingga yang mancung hanya ujungnya saja. Mungkin bagi mereka perlu diciptakan kacamata khusus yang digantung ke ubun2 atau yang gagangnya dibalik dibagian bawah dan bisa juga gagangnya ditali erat2 kebelakang kepala.
Pada penderita tumor hidung dan lepra, kadang hidungnya bisa habis alias ''grumpung'' akibatnya bindeng seperti Yuyu Rumpung ataupun Lowo Ijo yang terpaksa selalu pakai topeng untuk menutupi wajahnya ataupun dibuatkan protesa hidung yang menyatu dengan kacamata sekaligus kumisnya.
Pada hewan2 tertentu penciuman hidungnya sangat tajam, dimana narkoba yang sudah dibungkus berlapis2pun bisa dideteksi dan sang pengedarpun ditangkap polisi. Namun yang namanya manusia tidak kurang akal barang2 haram yang mahal mereka lumuri kotoran hewan harimau si raja hutan, sehingga para anjing pelacakpun mengkeret ekornya ngelipet rapet2, dan cuma ngglibat ngglibet di kaki sang majikan yang bingung banget........

5 comments:

paromo suko said...

hidung juga merupakan indikator kecepatan akses. semakin mancung aksesnya semakin cepat, mobil balap yang hidungnya lebih mansung akan kebih kencang jalannya ketimbang vw combi yang pesek.
kalau soal kacamata, keberadaan hidung tak akan ada artinya tanpa telinga, jadi
episoda berikut mestinya tentang telinga
gitu?

Indro Saswanto said...

He he he trim mas komennya. mengenai telinga sih udah kelipet di edisi lalu dg jodol koping....dan ini lanjutannya. Insyallah lain kali judulnya ''telak'' (wah kasare rek).

Indro Saswanto said...
This comment has been removed by the author.
nhophy said...

met malem...
ikutan nimbrung niy...
kapan niy episode telinga'nyak??
meskiy sudah,tapi bolehkan klo dimunculkan lagiy???
karna aku butuh niy buat tugas akhir... please dunk....
makasiy yaw....
ku tunggu......
dan makasiy bgtz klo bs dikirim lewat email ku...
c u

Indro Saswanto said...

@nhophy : seri telinga bisa anda cari di posting nomer 59 dg judul "koping"
Trims komennya.