Saturday, March 15, 2008

70. Mosquito kissing

Ciuman nyamuk

Mendadak dia sewot gak karuan. Lagi enak2nya pules tidur pipinya terasa gatal sakit pating clekit, dia garuk dia raba ternyata mbridul digigit nyamuk. Saking sewotnya dia sambar raket nyamuk disamping tidurnya.
Bak maestro bulutangkis dikibas kibaskan raket itu hingga ahirnya terdengar suara ledakan dikegelapan malam, bagai guntur menyambar pucuk pohon kelapa. Thuaaarss ... nyamuk keparat meletik letik dan terciumlah bau sate daging gosong. Puas ... puas...kata cak thukul...

Sambil ngulèt2 dia membuka matanya. Ternyata hari sudah pukul enol tiga pagi. Tiba2 dia teringat belum solat isa' dan tahajud. Dengan cekatan dia melompat dari tempat tidurnya mengambil air wudlu dan berjungkat jungkit sembahyang malam.

Selesai solat sambil tepekur dia ingat2 ciuman nyamuk tadi. Sekiranya tidak ada nyamuk yang mencium pipinya mungkin dia masih pules ngorok hingga matahari terbit. Isa' dan tahajud lewat solat subuh pun lolos.
Dalam benaknya dia menyesali kenapa harus membunuh nyamuk yang baik hati. Nyamuk yang sedang mencari makan untuk menyambung hidupnya.....
Ooh terima kasih Muk ... dan maafkan aku yang telah memperlakukan ''dikau'' dengan begitu rupa hingga kau hangus jadi sate. Aku tahu karena sayangmu padaku engkau bangunkan aku untuk solat tahajjud dengan ciuman mesramu dipipiku. So sorry Muk.... gumamnya.

Dia sadar sekecil apapun sehina apapun nyamuk ciptaan Allah tentu ada manfaatnya ada tujuannya diciptakan. Dia makin menyadari walau hanya bakteri sekalipun - yang sering menyusahkan manusia - bisa diambil banyak hikmah2nya.
Bahkan virus yang lebih kecilpun bisa memberi manfaat bagi kehidupan. Virus bisa membuat orang menjadi doktor, profesor, bahkan bisa membuat sebuah negara kaya menjadi lebih kaya... kerana membuat vaccine dari bahan virus ... yang dirampok secara ''chratis'' dari negeri2 miskin..........sampe2 sebuah ''badan dunia'' pun ginjal2 bagai rapper kesengat listrik.

No comments: