Saturday, March 22, 2008

72. Kepinding

Kepinding

Sudah lebih tiga puluh tahun saya tidak jumpa dengan dia. Mendadak sore itu dibaju pasien saya meluncur seekor kepinding yang dengan cepat mau menyelinap ke balik kerach bajunya. Secara otomatis tangan saya dengan cekatan menangkapnya dan me''mithes''nya .....dan.... otomatis pula mem''bau''nya.
Kenapa kok bisa terjadi ritual (membau) itu ya? Padahal kita sudah yakin bahwa binatang itu kepinding. Tetapi memang rasa hati ini baru puas kalau sudah membaunya meski baunya ya sengir2 tidak enak.
Mungkin andapun pernah mengalami peristiwa seperti itu.

Kejadian lain yang tak kalah aneh adalah kalau kita melihat orang yang ban sepedanya meletus, maka secara reflektoris dia akan turun dan memencet ban rodanya.
Ada sebuah kejadian yang lucu ... dimana seorang teman sepeda jengkinya meletus. Entah gimana ketika bannya meletus dia kaget dan berteriak keras....... ''pèjèèèètt'' ..... kontan orang disekitar tertawa kepingkel2.
Sewaktu ditanya ''kenapa teriak mas''.......... ''yah.. timbang keduluan''.... jawabnya santai.
Ee...wa laaaahh.........

2 comments:

paromo suko said...

Orang Betawi menyebut oknum bau itu dengan nama bangsat, kosakata yang mungkin sekarang terdengar kasar karena telah biasa digunakan untuk misuh alias memaki. Begitu tak disukainya hewan bernama bangsat itu sehingga namanya turun derajat menjadi sekelas anjing, babi dan serapah lainnya. Padahal, dosanya cuma satu: ngisep darah manusia. Itupun kalau sudah tambun perutnya, pergilah dia sembunyi. Tak pernah menimbun hasil hisapan ke tempat lain. Karena masyarakat bangsat tak kenal tangki. Lagi, meskipun bangsat, dia tak pernah memaki, ngrasani, apalagi korupsi. Kalaupun dianggap berdosa karena ngisep darah manusia, kan memang sudah dari sononya? Mosok itu adil kalau dianggap dosa?
Jadi, mencium bangsat yang dipithes, mungkin adalah sebuah ekspresi taksadar untuk meminta maaf, karena telah mengantarnya ke alam baka untuk sebuah perbuatan menyambung hidup sebagai bangsat.

Indro Saswanto said...

Bangsat jadul mewabah melebihi flu burung. dimana2 ada bangsat. tapi bisa punah akibat ddt buygon dll. tapi gimana ya caranya mberantas neo bangsat di jamsek dan jamsuk?