Wednesday, March 19, 2008

71. Hitungan rupiah

Hitungan rupiah

Bagaimana kah hitungan mata uang kita kedepan?
Sebagaimana kita ketahui, saat ini hitungan uang kita sudah terlalu tinggi. Harga sepotong tempe saja sudah ribuan, padahal dulu cuma 5 sen. Masuk smp hitungannya jutaan, sma puluhan juta, mahasiswa / kuliah ratusan juta. Harga tanah milyaran. APBN trilyunan, entah nol nya jadi berapa digit nantinya..

Lalu bagaimana dengan rakyat kecil yang pendidikannya paspasan untuk menghitung angka yang begitu banyak?
Ternyata mereka sekarang sudah mulai mempunyai bahasa tersendiri yang digunakan untuk memudahkan pembicaraan2 transaksi se hari2. Mereka seringkali menyederhanakan angka hitungan, misal juta jadi ribu, ribu jadi ratus, dsb. Didalam pergaulan se hari2 mereka sudah biasa megatakan ''dua juta dua ratus ribu'' menjadi ''dua ribu dua ratus'', sehingga jadi lebih mudah memahaminya daripada kalau harus mengingat bilangan yang begitu besar.
Pernah saya alami ketika saya mau membeli meja makan, si penjual mengatakan harganya ''tigang kethip limang sen'' untuk sebuah meja senilai tiga setengah juta. Gila aku pikir. Kita tahu lah berapa nilai tiga setengah kethip dulu kala. Itu harga satu es blok yang dibungkus kertas tipis dan rasanya mak nyess. Mereka menggambarkan nilai jutaan hanya dengan kethipan. Entah Gejala apakah ini?
Hal diatas saya alami ditahun 2002 dimana orang masih belum lazim menggunakan istilah itu tetapi sekarang di tahun 2008 di dunia perniagaan tingkat menengah ke bawah sudah sangat sering digunakan istilah2 seperti yang tersebut diatas.
Jadi jangan kaget kalau innova anda cuma ditawar seratus limapuluh rebu.

Kedepan hitungan uang kita akan makin besar lagi sehingga masyarakat dengan pendidikan sekolah dasar atau yang tinggal di pedalaman mungkin tidak bisa lagi membayangkan besarnya harga tanah yang bisa mencapai angka tiga belas digit.
Kitapun akan pusing dengan bilangan yang begitu besar, sehingga eNtah kebijakan apa nantinya yang akan di ambil pemerintah agar otak kita tidak jadi mabuk mendengar angka2 yang begitu besar. Apakah memotong uang seperti dulu seribu menjadi satu rupiah, atau mengganti dengan uang baru dengan nilai baru? Mari kita tunggu apa yang dikerjakan pemerintah 20 th kedepan dimana mungkin saat itu harga X trail sudah mencapai 1.903.008.000 rupiah dan rumah anda seharga Rp 31.121.950.000,00. jumlah yang frantastis.

Ditahun2 itu akan banyak bangsa indonesia yang menjadi jutawan, milyader bahkan trilyuner.
Kantong2 saku baju harus diperbesar dan diperbanyak sampai mungkin kita tidak kuasa lagi untuk berjalan.......☺

2 comments:

paromo suko said...

ternyata memang benar, program pelita telah sampai pada tahapan tinggal landas, tinggi sekali.
cuma sayangnya itu ada pada bilangan uang, sementara nilainya? tinggal amblas, mak bleeeeesssss.
Dulu pak Japar yang (nuwun sewu, sudah almarhum) kepalanya buthak, jual kacang goreng dan godhog di bawah pohon asem seberang pompa bensin depan sma purworejo di tahun 1957, seconthong kacangnya setali alias 0,25 rupiah.
Entah sekarang oleh penggantinya dijual berapa, Yang jelas, nilai Rp 0,25 itu kalau sekarang sama dengan Rp 0,00025, karena di tahun 1966 Pemerintah Negara Republik Indonesia menetapkan konversi rupiah 1000 menjadi 1.
Saya pikir tahapan pelita dulu akan mampu membalik nilai kembali menjadi 1=1000; ternyata tidak.
Jadi, dengan melihat gejala x-trail yang harganya 1.903 nananananana, apakah kembali akan dilakukan 1000=1, sehingga kacang gorengnya pak Japar tahun 1957 nilainya akan menjadi Rp 0,00000025 yang bahkan profesorpun akan berkerut dahinya untuk mengeja?
Kita lihat saja, selagi bisa.

Indro Saswanto said...

ya.. mungkin kita bisa menunggu harga kacangnya pak japar (dulu langganan saya) sampai nano nano rupiah. atau ya negeri kita saat itu sudah pakai $ kan jadul pernah makai gulden... eng ing eng......