Saturday, December 29, 2007

42. TELEVISI dan Penghancuran Moral Bangsa

TELEVISI dan
Penghancuran moral bangsa

Ya Allah akankah kau hancurkan bangsaku. Bangsaku benar2 bangsa yang bodoh. Dari hari kehari mentalnya ahlaknya bukan semakin baik tetapi semakin hancur. Budi pekerti sudah berantakan, bukannya dibina tetapi setiap saat dihancurkan sendiri oleh bangsaku sediri.

Melalui tayangan2 televisi. Setiap detik anak2 kita disuguhi cerita2 yang memuakkan, perampokan, pembunuhan, pelecehan sex, cerita2 kekerasan dalam rumah tangga, mistik2, tahayul, kejahatan2 jalanan dan semacamnya.. Sungguh bangsa ini dibanjiri dengan cerita2 yang sangat berbahaya bagi pertumbuhan mental anak2.
Gejala2 apakah ini?

Akan tetapi, anehnya banyak juga orang2 tua yang menyukainya.....mereka tidak menyadari bahwa contoh cerita yang tidak senonoh itu bisa meracuni mental baik pada diri orangtua yang tidak sadar itu, maupun terlebih2 bagi mental anak2.
Mungkin orangtua yg demikian diwaktu kecilnya pun mendapat kan contoh2 yang semacam itu sehingga baginya merupakan hal yang normal2 saja.

Contoh2 penayangan seperti.... orang tua yang sedang bertengkar dengan kekerasan .......di suguhkan setiap detik kepada anak2 dibawah umur. Bahkan nampak jelas KDRT ditayangkan dengan pemain kecil yang terlibat didalamnya dst dst.

Jaman dulu Orang2 tua kita yg notabene mereka orang2 yg bodoh tidak berpendidikan ..memberi contoh kepada kita kalau bertengkar jangan sampai kedengaran anak2. Mereka walaupun bodoh tetapi tahu bahwa hal ini dapat mempengaruhi perkembangan jiwa si anak.

Sah2 saja kalau kita bilang ah itu kuno.... tetapi kenapa hal2 yang kuno dan tidak baik, justru banyak dilestarikan oleh bangsa kita ini. Semisal upacara2 yang berbau musyrik. Kalau dibilang tidak baik ...jawabnya ooooo itu peninggalan orang2 tua kita dulu...harus dilestarikan.
Rupa2nya jaman memang udah benar2 terbalik dimana terjadi penghancuran barang baik dan pelestarian barang yang tidak baik.

Memang bangsa kita sekarang sedang sakit, sampai2 bingung tidak bisa membedakan hal yang baik dan yang buruk. Lebih2 kalau kita dicekoki dengan hal2 yang buruk setiap detik maka hal yang buruk akan jadi baik, yg tabu jadi biaasa, yang pahit jadi manis, ......trisno jalaran saka kulino... Bagaikan orang mabuk.... memang kita dibikin mabuk.. mabuk informasi sehingga nantinya kita benar2 maboook.
sehingga tidak tahu apa sebenarnya yang sedang kita hadapi.

Jika kita amati, dari pagi hingga pagi lagi tayangan TV kita isinya luar biasa jeleknya kalau ditinjau dari segi pendidikan.
Mungkin hanya 5% saja, hanya sedikit sekali kalau tidak boleh dikatakan tidak ada sama sekali unsur yang mengandung pendidikan pembinaan moral bangsa.

Didalamnya acaranya melimpah kandungan2 yang mengarah ke penghancuran ahlak bangsa, tidak terkecuali bagi generasi tua maupun tunas2 mudanya.

Tayangan TV hampir2 tidak ada yang serius... dimana isinya hampir seluruhnya cuma clometan, sandiwara dan atau penuh rekayasa.
Ya Allah mau jadi apa bangsaku ini. Kenapa seolah bangsa ini hendak lari dari kenyataan dengan cara LARI DARI KESERIUSAN??.

Berbeda sekali dengan sinetron dari korea, ataupun yang dari barat nampak sekali keseriusan dalam dialog2nya, tindak tanduknya. Mereka lucu tapi bukan melawak. Dialognya nampak rapi dan korek. Tidak cengengesan.

Bagaimana dengan produk2 bangsa kita? Sinetron2 dibungkus dng dagelan lawak clometan, cerita2 khayal, kurafat dan tahayul, pertengkaran, perkelahian, yang sangat vulgar...sangat nggilani dan menjijikkan.
Lawak bukan berarti jelek tetapi bahwa lawak ada yg bermutu tinggi itu pasti.

Mungkin sipembuat cerita hanya cari gampangnya saja semua asal jadi uang.....beres. Mereka tidak mau tahu efek dari buah karyanya. Ada yang mau menampakkan kecanggihan program komputer dalam animasi.....itu baik...... tetapi materi yang dibungkus betul2 barang murahan...yang tidak mendidik.
Kenapa terjadi demikian? Inikah yang disebut kreatifitas ?

Oke Intinya mereka tidak sadar bahwa hasil karyanya berefek jelek pada pembentukan karakter bangsa. Maklum mereka rata2 anak muda yng masih harus banyak belajar. tApi bagaimana dengan peran dewan ini dewan itu yg berkompeten mengurusi hal tsb??

Celakanya lagi, kalau memang ada pihak2 yang mendisain untuk penghancuran ahlak bangsa dengan tujuan yang lebih besar.
Karena bangsa kita ini dulunya bangsa yang kuat imannya, yng hanya
bisa ditaklukkan dengan penghancuran ahlak dengan cara yang sangat halus namun pasti.

Oleh karenanya kita harus waspadai perhancuran terhadap moral anak bangsa, yang notabene adalah anak2 kita semua. Sungguh ahir2 ini mutu siaran Tv di Indonesia sangat tidak mendidik yang efeknya akan kelihatan pada 25 tahun mendatang dimana akan nampak penyimpangan2 mental tata kerama dan mungkin dalam 2 generasi sudah berdampak pada ''hancurnya akidah'' anak cucu kita.

Kalau anda amati lebih mendalam, maka akan terasa, adanya suatu grand design penghancurkan ahlak bangsa Indonesia yang tentu saja setelah hancur mentalnya maka sangat mudah ditukar akidahnya. Dimana kita tahu 82% pendudk Indonesia adalah muslim sehingga dampak terbesar adalah para warga muslim.

Kita tahu dinegara2 barat pelanggaran2 ahlak sudah merupakan hal biasa. mereka sudah tidak bisa menilai barang yang buruk sebagai hal yang buruk. Sex bebas....asal suka sama suka, abortus pun dilegalkan,.... ''tidak'' melanggar HAM.... Mereka sudah tidak merasakan bahwa hal itu adalah pelanggaran yang suangat berat terhadap HMA '' Hubungan Manusia Allah''.

(bersambung)

No comments: