Saturday, November 8, 2008

144. Terrorist

Teroris.

Teroris dan pejuang hanyalah beda tipis. Begitu kita melangkah kesisi lain maka seorang teroris bisa dikatakan pejuang demikian sebaliknya pejuang bisa dikatakan teroris tergantung dari sisi mana kita melihatnya.
Pangeran Diponegoro yang oleh bangsa Indonesia di sanjung2 sebagai pejuang dan pahlawan namun oleh Belanda ketika itu disebut extrimis dan terroris.
Teror atau suasana ketakutan massal hanya dirasakan oleh para pemegang kemapanan sedang bagi pejuang yang sedang mencari kemapanan tidaklah terasa ada suasana ketakutan massal. Bagi mereka sudah hilang rasa takut, meskipun peluru berdesing, bom2 meledak membunuh anak isteri dan jiwa mereka.
Teroris hanyalah istilah dari kaum penjajah yang dibayangi rasa ketakutan dan suatu istilah untuk meraih simpati dari kaum awam yang mudah dibelokkan untuk melawan kaum pemberontak. Dengan politik maling teriak maling, massa yang masih terbatas pengetahuannya bisa dengan mudah dikecohkan. Apalagi kalau inti masalahnya sudah dibungkus kulit berlapis2 sehingga massa mudah tertipu dengan penampakan kulit tadi.
Seorang Diponegoro tidak mungkin mengaku dirinya seorang teroris sebagaimana seorang Bush akan mengaku sebagai pahlawan walau dia telah menteror, dengan kata lain sebagai teroris, yang telah membunuh beribu wanita dan anak2 di Irak, Afghanistan dan Palestina.
Semoga dimasa mendatang Obama dan Osama bisa memperbaiki ulah kelompok mereka yang sewenang2 dan membina persahabatan yang setara dan saling menghormati sehingga istilah teroris hilang dari muka bumi.
Go to hell.. Terrorist..!!!

4 comments:

paromo suko said...

disebut teror, krn tindakannya menimbulkan korban orang2 yg tidak berkaitan langsung dg subyek yg dilawan
tindakan teror lebih bernuansa sikap putus-asa, krn timbulnya rasa ketidak-mampuan utk melakukan perlawanan langsung dan terbuka
tampaknya teror memang sdh menjadi keadaan yg senantiasa terjadi dlm sejarah peradaban manusia
semoga kita tak pernah menjadi korbannya

Indro Saswanto said...

kenapa ya orang2 yang ngebom hotel dan mesjid di irak tidak disebut teroris dan penjahat? karena mereka menjadi pihak yang menang.
coba kalah pasti sudah menjadi penjahat perang.
nampaknya begitulah hukum dalam peperangan yang kuat akan selalu dipihak benar. apapun yang mereka lakukan.

Raf said...

Melihat dari dua sisi ( hero & looser ) itulah yang paling sulit , karena dari dua cara pandang itulah tersimpan root cause sebenarnya.

Nanti kalau semua mampu melihat dari dua sisi ..nggak ada perang..

Iya ndak apa2 ..perangnya dilakon wayang saja ...

wassalam

Pursito said...

Apapun namanya atau siapapun pelakukan dan dimanapun dilakukan, bila menyebabkan orang yang tidak terkait dengan masalahnya menjadi korban dari perbuatan seseorang atau sekelompok orang, patutlah dikutuk.