Tuesday, July 15, 2008

108. Terbang

Terbang

Sewaktu kecil aku berkeinginan bisa terbang melayang2 diawan bagaikan burung......(klasik, klise)
Layaknya anak2 yang lain saya kagum kenapa burung bisa terbang, pesawat bisa mengudara, layang2 bisa menari2 dilangit.
Kadang akupun bercita2 jadi penerbang atau pilot pesawat, bukan penerbang penabuh terbang alias tukang kendang.
Saat kelas VI SR aku pernah diajak kakakku melihat alat yang diputar untuk melihat pengaruh gravitasi pada calon2 penerbang. Orangnya dimasukkan kedalam tabung semacam kokpit lalu diputar. Kalau tidak tahan tentu vertigo dan muntah2. Ketika itu anganku melambung antara takut dan berani menjadi pilot.
Kini setelah badan 'kelewat seksi' cita2 itu sudah tidak pernah muncul lagi lha wong mencolot dari pohon dewondaru saja dah ngglundung sampai pringisan kok mau terbang layang, wis nggak dech.
Sekarang malahan tambah takut kalau mau terbang kemana2. Takut jatuh, takut mati, padahal orang mati paling banyak diatas tempat tidur ya ... bukan diatas pesawat kan ... tapi nggak tahu saya kok malah makin cinta sama tempat tidur dan takut pesawat.
Terbang memang nyaman ... nun jauh dilangit biru bebas me layang2 ... tidak ada penghalang, meluncur, meliuk kesana kemari ... se bebas2nya.
Selamat terbang... melanglang buana .. menjelajah jagad raya ......

4 comments:

Mbah Suro said...

Tetangga saya yang asli Banyumas bilang: penak nunggang kebo, jantunge ora deg-degan ...

Indro Saswanto said...

kebo bule lebih siiip mbah

Ki Ageng Similikithi said...

Nggak terbang sebenarnya nggak apa apa jaman sekarang. Sing penting burungnya masih bisa terbang

Indro Saswanto said...

Ki...
terbang tinggi
ngintip asrama putri
dan cewek mandhi