Wednesday, April 8, 2009

167. luegoo

luegoo


Setelah beberapa saat kita disesaki oleh gambar2 cakil dipinggir jalan dan teriakan2 hingar bingar serta janji2 yg menggiurkan ( baca memuakkan) kini udara terasa segar kembali, gambar yang benar2 tidak mengenakkan (baca nyepetake) mata sudah disingkirkan dan tidak terdengar lagi suara hiruk pikuk suara gedebag gedebug dangdut, kini suasana kota sudah benar2 segar dan melegakan dada. Tentu malam ini masih banyak mahluk2 yang berkasak kusuk mencari dukungan untuk coblosan (rasanya saya masih lebih mantab dg istilah ini daripada coreng moreng, prediksi saya besuk banyak juga pemilih yg mencoreng moreng surat suara, seperti "sianu oye" "ini yess" dsb... lhawong dipegangi bolpen sih).
Saya prediksi juga besuk pagi suasananya adem ayem tidak ada greget coblosan dan petugas tidak sesibuk pemilu2 yg lalu, kira2 jam 11 sudah mamring, antusiasme para pemilih tidak segreget masa lalu. Tapi ini semua ramalannya mbilung lho ya...yg lagi bingung dan tanpa data yg bisa dipertanggungkan, paling2 dari roso2 dan rasan2 yang tidak ada dasarnya.
Oke... silahkan saja yang sudah punya pilihan dimantabkan lagi pilihannya, yang belum ya tanya dulu niat ingsunnya dan mau kemana pilihannya, wis bebas2 sajalah.........
Selamat memilih yang mau milih, selamat golput yang mau nggolput semua itu hak anda yang penting jangan memaksa memilih dan jangan memaksa golput.
Sumonggo kerso...

Monday, April 6, 2009

166. jago petarung

jago petarung
karya: bilung

suatu ketika dipedesaan dipuncak gunung
semua penduduknya lagi bingung
tak terkecuali para pengunjung
mereka harus memilih jago petarung
namun adanya cuman ayam kampung
yang kelaparan mencari jagung
alkisah
dikala sang jago harus berkokok
didepan babon2 yg lenggak lenggok
diatas panggung diiring penari jorok
pantat bergoyang menyodok nyodok
ee penonton bersorban asyik merokok
menikmati pemandangan yang seronok
sambil bergoyang terbongkok bongkok
lupa etika lupa agama lupa jilbab lupa songkok
terus.. maju terus demi uang se gepok
ya allah
sedemikiankah moral penduduk sini
yang terbius pesta pora demokrasi
tidak mengindahkan adat dan etika lagi
atau jaman jadi jahiliyah kembali
ya.. yg maha agung
mereka klenger jadi linglung
tak tahu mana jago petarung
mana pencuri jagung
mungkinkah anda juga binglung?

Thursday, April 2, 2009

165. sekolah gratis

Biaya sekolah

Negara: hai rakyatku maukah kamu sekolah gratis?
Rakyat: tidak bayar sepeserpun?
N: betul gratis tis semua ditanggung negara.
R: kok enak
N: memang enak
R: jangan2 cuma untuk SD saja
N: o gak sampai S1S2S3 pun oke kalau otakmu mampu
R: wah senang dong kami tertarik
N: baik memang hakmu.. kamu semua berhak mendapat pendidikan gratis
R: iya dong
N: tapi tiba di kewajiban u lari semua
R: lho kok?
N: Gini deh. u mau sekolah sampai apa?
R: saya sih SD saja
N: oke, nanti begitu tamat u harus mau jadi carik di pedalaman irian
R: kalau gitu saya sampai SMP
N: boleh.. begitu selesai u jadi juru tulis di natuna
R: kalau sampai jadi dokter, insinyur, sarjana ekonomi dll?
N: Sampai doktorpun boleh tapi begitu selesai harus mau membangun negara didaerah2 tertinggal di nias, karimun jawa, sangihe talaud, pedalaman kalteng,irian, maluku, morotai, alor dll
R: weleh2 la kalo gitu tak jadi pengemis saja di jakarta.
N: lo gimana sih. u pada nuntut hak2mu sebanyak mungkin. tiba giliran memenuhi kewajiban lari semua. gimana negaramu mau maju
R: jaman dulu kan ada butsi, dokter inpres dll
N: iya, jaman itu kan negara cuma memberi subsidi, jadi ya cuma ikatan dinas sebentar saja. la kalo maunya gratis tis ya harus selamanya di daerah.
R: wah yo siap jadi kere
N: siapa bilang? u sudah jadi orang pintar kan? sumber daya alam melimpah, saingan tidak banyak, jangan dikira disana tidak ada orang kaya lo.
Rakyat: ???
Caleg: tolah toleh
Negara : hayo mau bilang apa? maunya enaknya saja.